Dari pertama kali aku belajar menulis dirumah, sebelum memasuki dunia sekolah, aku udah suka ama pensil. Saat sekolah aku senang sekali pakai pensil. Tapi sayangnya hanya sampai kelas dua SD yang boleh menulis menggunakan pensil, seterusnya harus pakai pulpen. Tapi sering kali aku nulis pakai pensil dibuku catatan, walau kadang kena marah sama guru ku. Dan saat kuliah, aku sering menulis pakai pensil, walau dosen ku menegur, tapi aku jawab kalau aku lebih nyaman kalau nulis pakai pensil. Mungkin karena kesal dan bosan menegur ku, akhirnya dosen ku ga mau lagi memprotes tulisan ku yang sering pakai pensil. Bahkan pernah saat ujian mid. semester dan semester, aku pakai pensil. Ada dosen yang menegur dan ada juga dosen yang diam saja ( udah capek mungkin si dosen ngeliat tingkah ku, hahaha :D )
Itu sedikit cerita unik antara aku dan pensil. Aku ingin mengoleksi pensil dan sempat membeli beberapa pensil untuk ku koleksi. Tapi karena aku selalu nulis pakai pensil dan pas pensilnya abis, akhirnya pensil koleksi yang aku pakai :D . Tapi nanti aku pasti akan mengumpulkan pensil-pensil cantik untuk aku koleksi :)
Berikut sedikit sejarah tentang pensil yang aku baca dari wikipedia Indonesia :
- Sejarah Pensil
Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya
terbuat dari grafit murni.
Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke
atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut,
memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan
saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat
agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut
dengan kertas atau kayu.
Penggunaan
timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya
memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit
sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan
kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake
District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral
tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap,
serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. Pada masa ini istilah
grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya
"seperti timah" mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu
istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang.
Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau
potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun
tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam
wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di
benua Eropa.
Tak lama
kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para
seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di
mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah
hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah
diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang
gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada
tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau
dibuang ke suatu koloni narapidana.
Namun pada
tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan
menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan
timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada
tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan
nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti
menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.
- Perkembangan Pensil
Selama
bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena
cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa
kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara
untuk memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis
Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk
campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan
mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi
pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan
sampai sekarang.
Pada abad
ke-19, pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa
tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang
sekarang disebut Republik
Ceko. Di Jerman dan
kemudian di Amerika
Serikat, sejumlah
pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad
ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil.
Awalnya pensil
grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun
kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh
batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi
batang grafit dan kemudian disatukan.
Grafit murni
mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun
untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah
agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques
Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil
yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte.
Pada 30 Maret
1858 Hymen
Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania,
Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten
ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari
pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan
cepat menjadi sangat populer.
- Pemrosesan modern
Teknik
pemberian selimut pensil
Pensil di era
modern dibuat dengan menghancurkan grafit murni dan tanah liat menjadi bentuk
bubuk. Campuran ini kemudian diberi air, dianginkan, dan kemudian dibakar
selama tiga hari. Kemudian isi pensil yang telah dicetak menjadi bentuk yang
panjang dan tipis dilapisi dengan kayu halus.
Awalnya pensil
lebih banyak dibuat dalam bentuk persegi karena keterbatasan mesin produksi.
Namun di era modern, lebih banyak ditemui bentuk bulat yang lebih nyaman
digenggam. Meskipun demikian, tetap banyak yang menggemari bentuk pensil
bersudut karena memberi pegangan yang lebih kuat dan mudah dikontrol saat
menulis.
- Karakteristik
Berbeda dengan pena, pensil
cenderung memberikan kesan abu-abu dan warna yang lemah dan pecah dibandingan
dengan pena yang memberikan warna yang padat dan tajam. Pensil juga lebih mudah
dihapus dibandingkan pena.
Beberapa pensil
disertai dengan penghapus untuk alasan kepraktisan. Pensil seperti ini sangat
disukai pelajar. Namun
kebanyakan seniman profesional
yang mengutamakan mutu akan lebih menyukai pensil tanpa penghapus, mengingat
penghapus ini diragukan mutunya dan frekuensi menghapus yang lebih besar akan
membuat penghapus yang terlalu kecil akan cepat terbuang sia-sia.
- Identitas
Dua batang
pensil tanpa warna di bagian kayunya.
Pensil
dibedakan menurut komposisi . Huruf B menginformasikan ketebalan (boldness),
yang berarti kandungan grafitnya lebih banyak. Sementara huruf H
menginformasikan kekerasan komposisi leadnya, yang berarti kandungan
tanah liatnya lebih banyak. Pensil dengan tanda F berarti komposisinya sangat
tepat untuk diraut hingga keruncingan maksimal. Sementara angka di depan huruf
memperlihatkan tingkat ketebalan atau kekerasan komposisi suatu pensil. Misalnya
2H akan lebih keras daripada H, atau 2B akan lebih lembut dan tebal
dibandingkan B. HB berarti pensil memiliki kedua sifat keras dan tebal.
Warna pensil
memperlihatkan area produksinya. Pabrik-pabrik di Amerika Utara memberi warna
kuning, Jerman dan Brasil memberi warna hijau. India dan beberapa wilayah Asia
memberi warna hitam dan merah. Swiss memberi warna merah. Sedangkan Inggris
memberi warna kuning dan hitam. Kebanyakan standardisasi warna ini diciptakan
produsen Faber-Castell[butuh rujukan]. Namun banyak
pula produsen yang tidak mengikuti standar ini.
- Isu kesehatan
Pensil
dermatograf
Pensil mekanis
Banyak sekali
pengguna pensil yang tertipu dengan istilah lead pencil dan mengira
bahwa jenis pensil ini mengandung bahan kimia beracun. Sebenarnya pensil timbal
hanya mengandung grafit dan tanah liat, bahan alami persenyawaan karbon yang sama
sekali tidak berbahaya bagi tubuh.
Namun
dilaporkan beberapa kasus bekas tusukan pensil timbal terhadap kulit
menyebabkan bekas kehitaman yang menetap bertahun-tahun.
- Jenis pensil di era modern
Kemajuan
teknologi material dan manufaktur membuat banyak jenis pensil yang bisa ditemui
di pasar sesuai kegunaan masing-masing. Di antaranya adalah:
- Pensil timah
- Pensil grafit murni
- Pensil mekanik
- Pensil warna
- Konte
- Pastel dalam bentuk pensil
- Dermatograf
- Pensil Modern
Pensil sekarang
adalah alat tuilis dan gambar yang canggih sekaligus serbaguna, yang setiap
tahun diproduksi di seluruh dunia hingga milliaran batang. Pensil biasa dapat
membuat garis sepanjang 60 kilometer dan menulis 45.000 kata. Isi pensil
mekanis, yang tangkainya dari logam atau plastik, tidak perlu diraut. Sebagai
ganti grafit, pensil berwarna berisi bahan pewarna dan pigmen dalam puluhan
warna.
Itulah sejarah tentang pensil yang aku kutip dari wikipedia Indonesia. Bagi teman-teman yang juga pecinta pensil seperti ku, moga coretan ku ini bermanfaat :)
Ini photo pensil milik ku yang tinggal sedikit karena sering dipakai. Photonya agak kabur karena diambil malam hari, beberapa menit sebelum aku menulis coretan ku ini.
Sepertinya sekian dulu untuk coretan ku tentang pensil. Selamat membaca, semoga bermanfaat dan terima kasih :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar