Jumat, 02 September 2016

Panda Kecil [ Episode 7 : Kancil In Love ]

Keliatannya kancil begitu gembira. Senyuman terus terukir di wajah imutnya. Kancil berjalan dengan riangnya kearah Panda Kecil, matanya kelihatan berbinar-binar.
"Kelihatannya kau sedang berbunga-bunga kancil?" Panda Kecil bertanya sambil menggoda.
"Ya, kau benar Panda Kecil. Hatiku lagi berbunga-bunga. Rasanya menyenangkan sekali"
"Siapa yang sudah mencuri perhatianmu? Padahal biasanya kancil yang pintar tak mudah terpana?"
"Aku terpesona dengan seekor kancil dari hutan batu sana. Aku melihatnya saat festival buah 2 minggu yang lalu. Kau juga datang kan difestival itu, mungkin kau juga melihatnya."
"Ya, karena hanya ada beberapa ekor kancil yang datang dari hutan batu. Dan kau pasti terpesona dengan kancil yang terlihat sederhana itu kan. Karena hanya dia yang terlihat begitu sederhana namun penuh pesona, gagah, pintar dan baik"
"Tepat sekali dugaan mu Panda Kecil. Dia sudah membuatku jatuh hati. Walau usianya jauh lebih muda dari aku. Tapi dia terlihat dewasa dan bijaksana juga baik hati. Melihat senyumnya saja aku sudah bahagia"
"Kau tau siapa namanya dan apakah kalian sudah pernah ngobrol?"
"Namanya Arthy. Tapi aku tau namanya bukan karena aku bertanya langung padanya. Tapi aku tau saat kemarin aku pergi ke hutan batu, menghadiri pesta ulang tahun teman ku. Dan aku bertemu dia disana. Aku terus memperhatikannya, kemanapun dia melangkah, aku selalu melihatnya dari jauh. Perhatianku tertuju hanya padanya, bukan pada acara pesta. Dan saat temannya memanggilnya, dari situlah aku tau namanya." Kancil berhenti sejenak masih dengan wajah yang merona dan memandang langit seakan membayangkan semua yang terjadi. Kemudian melanjutkan ceritanya "Dan saat aku mengucapkan selamat ulang tahun pada teman ku ternyata dia ada disampingku dan tersenyum padaku. Kami juga sama-sama memberikan kado ulang tahun kepada teman ku. Dan saat pesta usai dan kami pun kembali pulang. Aku dan Arthy berjalan beriringan. Saat sampai dipersimpangan menuju jalan masing-masing, tak sengaja pandangan mata kami bertemu dan kami sama-sama tersenyum malu. Setelah beerjalan beberapa langkah, mataku tetap ingin melihatnya sekali lagi. Dan ternyata dia masih berdiri disana dan melihatku. Aku sangat malu sekaligus senang dan tak berani menatap lagi. Seketika hatiku menjadi sedih, karena entah kapan bertermu lagi. Apalagi kami hanya saling berpandangan tanpa ada perkenalan. Entahlah Panda Kecil, aku tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Hanya saja perasaan ini membuatku jadi senang dan gelisah sekaligus gundah. Aku hanya bisa mengkhayalkan wajahnya setiap hari" Kancil mengakhiri ceritanya dengan senyuman bahagia. Panda Kecil hanya bisa ikut tersenyum melihat kancil yang sedang kasmaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar