Bicara soal Sumpah Pemuda, maka kita akan ingat peran penting para pemuda dalam perjuangan bangsa Indonesia, karena memang kaum muda merupakan bakal penerus bangsa ini. Karena itu para pemuda memang dituntut benar-benar berkomitmen, berjanji dan bersumpah untuk terus berjuang demi bangsa, negara, agama juga masa depan. Namun disayangkan, karena pemuda di jaman sekarang ini malah menyalahgunakan sumpah. Dengan mudahnya mereka mengucapkan sumpah. Sumpah untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak bermanfaat. Sumpah sampah, sumpah palsu, sumpah tipuan, sumpah gombal gembel, yang benar-benar lari dari makna sumpah yang sebenarnya. Karena sumpah itu seperti janji, setiap orang yang mengucapkannya harus benar-benar melaksanakannya dan apa yang dikatakan harus sesuai dengan kenyataan, bukan asal ucap saja. Karena sumpah bukan mainan dan untuk dimain-mainkan.
Pasti para Pahlawan dan para Pemuda-Pemudi yang mengikrarkan Sumpah Pemuda merasa kecewa bila melihat banyaknya para pemuda Indonesia yang mulai rusak cara pikirnya dan selalu menggunakan sumpah untuk kepentingan yang tidak baik. Walau tidak semua pemuda Indonesia yang seperti itu, masih banyak pemuda Indonesia yang berpikiran positif, maju dan lurus ke depan. Tapi tetap saja pemuda-pemudi yang salah jalan harus diluruskan. Karena mereka adalah penerus bangsa ini kelak. Yang harus terus berjuang demi bangsa, negara dan agama.
Berikut aku lampirkan sejarah singkat tentang Sumpah Pemuda yang aku kutip dari link http://www.tuanguru.com/2012/03/sejarah-singkat-sumpah-pemuda.html
Pada tanggal 27 Oktober 1928
dilangsungkan Kongres Pemuda II di Jakarta. Kongres ini diprakarsai oleh PPPI
(Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan di Jakarta pada tahun
1926, anggotanya kebanyakan mahasiswa sekolah hukum dan beberapa mahasiswa
kedokteran di Batavia.1) Kongres
ini dihadiri oleh 9 organisasi pemuda yang paling terkemuka, yaitu Jong Sumatranen
Bond, Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Jong Islamienten, Jong Bataks Bond, Jong
Celebes, Pemuda Kaum Betawi dan PPPI.2)
Selain para pemuda, kongres juga
dihadiri oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional dari partai politik, diantaranya
Soekarno, Sartono, dan Sunaryo.3)
Selain itu, hadir pula 2 orang utusan volksraad dan 2 orang wakil pemerintah
Hindia Belanda, yaitu Dr. Pijper dan Van der Plas. Keduanya adalah tokoh
Inlandsche Zaken.4)
Susunan panitia kongres adalah
sebagai berikut: Ketua adalah Sugondo Djojopuspito dari PPPI, Wakil Ketua dari
Jong Java (Djoko Marsiad), Sekretaris dari Jong Sumatranen Bond (Muh. Yamin),
Bendahara dari Jong Bataks Bond (Amir Syarifuddin), Pembantu I dari Jong
Islamienten Bond (Djohan Muh Tjai), Pembantu II dari Pemuda Indonesia
(Kotjosungkono), Pembantu III dari Jong Celebes (Senduk), Pembantu IV dari Jong
Ambon (J. Leimena), dan Pembantu V, Rohjani dari Pemuda Betawi.5)
Pokok persoalan yang dibahas dalam
kongres tersebut adalah bagaimana cara mendapatkan bentuk persatuan di antara
pemuda-pemuda Indonesia yang sudah lama dicita-citakan oleh para pemuda dan
mahasiswa Indonesia, baik di Indonesia maupun di negeri Belanda.
Kongres Pemuda II berlangsung dalam
rapat umum terbuka di tiga tempat yang berbeda, menampilkan tiga prasaran,
yaitu “Persatuan dan Kebangsaan Indonesia” oleh Muh. Yamin, “Pendidikan” oleh
Nn. Purnomowulan, Darwono dan S. Mangunsarkoro, “Kepanduan” oleh Ramelan, dan
Mr. Suaryo.6)
Pada rapat umum yang ketiga yang
juga merupakan sidang penutup kongres, bertepatan dengan hari Minggu malam
Senin 28 Oktober 1928, dibacakan hasil keputusan kongres. Intinya berbunyi:
Pertama : Kami Putra dan Putri
Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.7)
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.7)
Inilah yang kemudian dikenal sebagai
Sumpah Pemuda, dan dibacakan kembali pada setiap upacara peringatan Hari Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober setiap tahun.
Pada sidang penutupan itu pula
diperdengarkan Lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya di depan umum, oleh
paduan suara yang terdiri dari anggota-anggota PPPI, dipimpin oleh Bintang
Sudibyo (Ibu Sud), diiringi gesekan biola oleh penciptanya sendiri, Wage Rudolp
Supratman.
Pernyataan ikrar, satu tumpah darah,
satu bangsa, dan satu bahasa oleh peserta kongres, disusul dengan tekad dan
keyakinan bahwa asas itu wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan
Indonesia.
Kongres Pemuda II yang melahirkan
Sumpah Pemuda, pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Kongres Pemuda I yang
dilaksanakan 2 tahun sebelumnya. Kongres Pemuda I dilaksanakan oleh sebuha
komite yang bernama Jong Indonesia Kongres Komite, di bawah pimpinan Tabrani.
Anggota-anggotanya teridiri dari wakil-wakil organisasi pemuda yang ada waktu
itu.
Tujuan Kongres Pemuda I adalah
menanamkan semangat kerjasama antar perkumpulan pemuda di Indonesia untuk
menjadi dasar bagi persatuan Indonesia, dalam arti yang lebih luas.8) Diharapkan kongres akan membentuk suatu
badan perhimpunan massa pemuda Indonesia yang merupakan gabungan dari seluruh
perkumpulan pemuda pada waktu itu. Kongres yang berlangsung dari tanggal 30
April sampai 2 Mei 1926 itu ternyata tidak mencapai tujuannya. Beberapa bulan
setelah berlangsungnya Kongres Pemuda I, berdiri perkumpulan pemuda yang baru,
bernama Jong Indonesia (31 Agustus 1926). Pada awal 1927 Algemene Studie Club
di Bandung yang dipimpin oleh Soekarno, mendirikan pula organisasi pemuda yang
juga diberi nama Jong Indonesia yang kemudian diganti menjadi Pemuda Indonesia.
Kenyataan semakin bertambahnya
organisasi pemuda ini, mendorong pemuda yang tergabung dalam PPPI mengambil
prakarsa untuk melaksanakan Kongres Pemuda II. Dengan demikian Kongres Pemuda
II sesungguhnya merupakan kelanjutan dari Kongres Pemuda I.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar