Jumat, 24 Juli 2015

Istilah Minal Aidin Wal Faizin

Minal aidin wal faizin kalimat ini sering kita dengar saat hari raya Idul Fitri. Baik diucapkan oleh kerabat, sahabat, rekan kerja atau kita lihat dan dengar di media cetak dan elektronik. Seperti di surat kabar, majalah, televisi, internet dan lain sebagainya.

Sebenarnya apa sih arti kalimat Minal aidin wal faizin. Apakah memang harus diucapkan saat lebaran. Kita harus tau apa makna dari tiap kata yang kita ucapkan. Jangan sampai salah sebut atau sekedar ikut-ikutan tapi tak tau maknanya. Berikut akan sedikit aku jelaskan mengenai makna kalimat Minal aidin wal faizin, dari sumber yang aku dapatkan yaitu dari situs-situs Islam yang ada di internet.


Kalimat Minal aidin wal faizin bila diterjemahkan secara harfiah artinya "Dari (yang) kembali dan berhasil," secara umum diterjemahkan menjadi, "Semoga kita semua tergolong orang yang kembali (ke fitrah) dan berhasil (dalam latihan menahan diri). Mungkin maksud kata ini adalah sebuah doa dan harapan agar setelah Ramadhan usai dan tibalah hari raya idul fitri, maka kita diharapakan menjadi orang yang suci dan bisa lebih baik lagi. Karena kita sudah bisa menahan diri selama sebulan berpuasa. 


Tapi apakah memang kalimat Minal aidin wal faizin ini berasal dari ucapan Rasulullah? menurut seorang ulama, tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya (Salaf  as-Shaleh). Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair di masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang wanita dihari raya. Walaupun berbahasa Arab, kalimat Minal aidin wal faizin ini tidak dimengerti maknanya oleh orang Arab sendiri. Dan Kalimat Minal aidin wal faizin tidak ada dalam kosa kata kamus bahasa Arab, dan hanya dapat dijumpai makna kata perkata saja. Dan tidak ada dasar yang jelas tentang ucapan ini, baik dari Hadist, Atsar atau yang lainnya.  


Jadi, kata atau ucapan apa yang tepat kita ucapkan disaat hari lebaran, yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah ? Menurut Ibnu Taimiyah, ucapan Idul Fitri yang sesuai dengan Sunnah adalah : 
  • Taqabbalallahu minna wa minkum (Arab: تقبل الله منا ومنكم), artinya: "Semoga Allah menerima amal kami dan kalian" atau
  • Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik (Arab: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ , وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك), artinya: "Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian dan semoga Allah menyempurnakannya atasmu" dan semisalnya.”

Oleh karena itu, setelah kita mengetahui makna dan sejarah tentang kalimat Minal aidin wal faizin, maka sebaiknya mulai sekarang bila ingin mengucapkan ucapan lebaran haruslah yang sesuai sunnah Rasulullah. Jangan lagi kita asal ucap dan ikut-ikutan tanpa tau maknanya. Karena sudah jelas apa makna dari kalimat Minal aidin wal faizin itu dan jelas-jelas dizaman Rasulullah dan sahabat juga para ulama setelahnya, tak pernah mengucapkan kalimat itu. Apalagi kata itu juga hanyalah sebuah syair dan nyanyian. Lagipula hanya orang-orang Indonesia saja yang mengucapkan kata itu, sementara dinegara Muslim lainnya tidak. 
Jadi, sebaiknya kita beri tahu pada saudara dan teman yang belum mengetahui arti kalimat ini. Dan mulailah kita mengucapkan kata yang sesuai ajaran Rasulullah. Agar ucapan kita bisa menjadi kebaikan untuk kita semua. Karena aku sendiri juga tidak tau arti kalimat ini dan menyangka kalau artinya sama dengan mohon maaf lahir batin. Dan baru beberapa tahun belakangan ini aku tau artinya dan aku tidak mengucapkannya lagi. Semoga Allah selalu membuka pintu hati kita untuk menerima semua hidayah dari-Nya, Aamiin ya Allah Aamiin ya Rabbalalamin.

Wallahu A'lam Bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar