Entah sejak kapan dan entah siapa yang memulainya, tradisi bermain pistol-pistolan atau tembak-tembakan dihari lebaran. Aku meras heran dan merasa aneh dengan tradisi yang satu ini. Karena tak ada hubungannya sama sekali dengan hari lebaran, karena hari lebaran itu indah, suci, damai dan penih kebahagiaan dan keceriaan. Tapi kenapa malah ada tradisi bermain pistol-pistolan yang jelas-jelas pemborosan, ga bermanfaat dan termasuk dalam unsur kekerasan.
Tradisi ini sudah sejak lama ada didaerahku dan aku tidak tau apakah diseluruh Indonesia juga mengalami atau hanya didaerah ku saja.
Sama halnya dengan tradisi bermain kembang api, petasan dan meriam bambu yang selalau ada saat bulan puasa dena lebaran, dan sangat mengganggu juga pemborosan. Tradisi bermain pistol-pistolan ini yang muncul dihari lebaran, sungguh mengganggu dan tak bermanfaat.
Dan permainan ini jelas mengajari tindak kekerasan, karena anak kecil yang belum mengerti apa-apa diajari menembak dengan peluru plastik. Yang mengerikan, anak-anak kecil itu malah menembaki teman-temannya bermain, mereka pikir itu lucu padahal itu jelas berbahaya. Dan sudah banyak kasus anak-anak yang menjadi korban permainan ini. Walau tidak sampai korban jiwa tapi korban luka-luka sangat banyak. Ada yang matanya terkena peluru sehingga nyaris buta, ada yang telinganya kemasukan peluru dan harus dibawa kerumah sakit untuk mengeluarkan peluru mungil itu karena bila tidak dikeluarkan akan bisa merusak telinga dan menyebabkan rusaknya pendengaran, dan masih banyak lagi akibat yang ditimbulkan pistol mainan itu.
Selain menembaki temannya, anak-anak juga menembaki burung-burung, capung, kupu-kupu dan hewan-hewan lainnya yang tidak bersalah. Itu sudah jelas-jelas mengajarkan perbuatan buruk pada diri anak-anak. Karena sejak dini anak-anak ditanamkan untuk berbuat kekerasan, membunuh, kejam dan tidak berprikemanusiaan. Ah, sungguh mainan yang tidak ada unsur mendidiknya sama sekali.
Sebenarnya orang tua sangat berperan penting dalam hal ini. Harusnya orang tua mengajarkan dan melarang anak-anaknya bermain pistol-pistolan, dan menjelaskan dampak buruk dengan perlahan agar anak-anak mengerti. Dan memilih mainan yang lebih baik, bermanfaat dan mendidik.
Jangan hanya karena anak-anak banyak mendapat THR/angpao, lantas mereka boleh membeli mainan semau mereka dan orang tua membiarkan anaknya membeli semau mereka dengan alasan itu uang mereka sendiri yang didapat dihari lebaran.
Dan pastinya, kesalahan utama ada dipabrik pembuat mainan pistol-pistolan itu sendiri, kenapa mereka memproduksi mainan yang membahayakan dan banyak unsur negatifnya. Hanya karena mereka ingin mendapat banyak keeuntungan, mereka mengorbankan banyak orang terutama anak-anak kecil yang belum tau baik dan buruk.
Semoga kedepannya pemerintah lebih perduli dan menyeleksi pabri mainan dalam memproduksi mainan untuk anak-anak, agar lebih bermanfaat dan mendidik. Juga memeriksa pasar dan pedagang yang menjual mainan, agar menjual mainan yang sesuai dengan anak-anak.
Karena sungguh disayangkan, hari lebaran hari yang agung bagi umat muslim hari yang istimewa yang penuh dengan nuansa kebahagiaan dan keceriaan, malah dicemari dengan permainan yang jauh dari unsur islami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar