Selasa, 30 Desember 2014

Hunting 30/11/2014

Sebenarnya aku ingin membagi ceritaku ini dari kemarin-kemarin. Tapi berhubung ada sedikit kesibukan, jadinya baru bisa share sekarang.

Ini tentang hunting photo ku di minggu pagi 30 November 2014, sekitar jam 6 pagi. Hunting sekalian olahraga pagi. Bersepeda bareng si Marron (Sepeda ku tercinta). Udah lama banget memangaku ga sepedaan dan hunting. 

Sebenarnya mamakku kurang setuju aku pergi pagi ini, karena hari masih gelap akiabt cuaca mendung. Tapi aku tetap pergi juga dan yakinkan emak ku kalau ga ada masalah.

Diperjalanan, aku lihat langit semakin mendung. Padahal aku berharap hari cerah, supaya dapat objek yang menarik terutama sunrise yang indah. Tapi sayang, sesampainya dipinggir laut, aku lihat cuaca makin gelapa dan rintik gerimis berjatuhan. Sunrise pun tak muncul.

Ternyata tak sampai disitu saja kekecewaanku, ditambah lagi dengan ditutupnya pintu pagar pinggir laut, gerbang untuk melihat dermaga dan kapal gas/minyak milik pertamina. Padahal biasanya siapapun boleh berkunjung.

Lalu aku pikir, mungkin aku kualat dan dosa, gara-gara ga mau denger kata-kata mamak ku yang ngelarang aku untuk pergi pagi ini. Makanya apa yang aku inginkan ga aku dapatkan.

Tapi aku pikir, ga boleh sedih walau yang aku harapkan ga aku dapatkan. Harus tetap semangat dan tetap memotret. Apapun keadaan cuaaca, pasti masih dapat objek menarik. Dan sebagai photographer profesional (itu adalah impian ku ^_^), harus bisa memotret dalam kondisi apapun. 

Aku mengintip ke dermaga Pertamina dari balik pagar. Kulihat ada kapal gas yang bersandar dengan lampu yang masih menyala cantik. Ku potret dari balik pagar, walau hasilnya kurang memuaskan karena terlalu jauh dan walaupun sudah di zoom, tetap kurang baik. Lalu aku potret besi-besi dermaga yang tlah tua dan berkarat.

Tak lama kemudian Bapak penjaga gerbang yang memang sedari tadi mempehatikan ku datang. Lalu aku tanyakan kenapa masyarakat umum tak boleh lagi masuk kesitu, karena dari tadi aku memang penasaran. "Kenapa masyarakat gk boleh masuk kesini lagi pak?" tanya ku penasaran. "Memang sekarang tidak diijinkan lagi" jawab Bapak itu singkat. Jawaban Bapak itu kurang memuaskan, aku merasa ada sesuatu hal yang jadi penyebab ditutupnya pagar untuk umum, tapi sudah lah, aku tak mau ambil pusing. 

Tiba-tiba saja Bapak penjaga itu mengijinkan aku masuk. Aku terkejut sekali, kenapa aku diijinkan. Lalu kulihat orang-orang lain yang ingin masuk juga minta diijinkan masuk, tapi tidak diijinkan. Karena memang pinggir laut selalu jadi tempat menarik untuk olah raga pagi dan cuci mata. Walau awalnya aku ingin masuk, tapi karena tidak enak dengan yang lainnya, aku putuskan tidak jadi masuk.

Lama-lama aku tau kenapa si Bapak penjaga gerbang ngijinin aku masuk. Itu karena aku dari tadi memotret besi-besi dermaga yang sudah tua, berkarat dan banyak bolong disana-sini dan memang tidak layak pakai dan harus diganti. Dan itu juga mungkin alasan kenapa masyarakat dilarang masuk, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Jadi karena aku motret-motret dan sesekali megang handphone. Mungkin di kira si Bapak kalau aku ini wartawan, lebih tepatnya wartawan abal-abal alias wartawan asal-asalan yang kerjanya cuma mengancam orang-orang dengan berpura-pura ingin memasukkan kabar tidak baik ke surat kabar dan media lainnya. Dan mereka memang mengandalkan kamera dan handphone mereka untuk melancarkan aksi jahat mereka. Makanya didaerah kami disebut wartawan abal-abal, wartawan jadi-jadian, wartawan siluman dan banyak lagi nama buruk yang disebut untuk mereka. Karena mereka memang bukan jurnalis atau anggota pers, tak tau dari mana datangnya, tapi ngaku-ngaku dari LSM lah, ini lah, itu lah. Mereka memang orang biasa yang sok-sok jadi wartawan, tapi niatnya bukan untuk mengabarkan berita-berita yang benar dan sebenanrnya, justru malah berita-berita yang dibuat-buat dan bohong. Hanya untuk menguras dompet orang-orang yang jadi target mereka. Dan mereka itu benar-benar melanggar aturan dunia jurnalistik dan pers.

Makanya si Bapak penjaga gerbang takut, kalau aku ga diijinin masuk, pasti bakal aku kabar kan berita buruk. Huuuuhh, ga enak banget disangka wartawan abal-abal. Padahal kan aku photographer, walau masih amatir, hehe. Memang aku suka dunia jurnalistik, pengen juga jadi wartawan dan reporter. Tapi bukan wartawan abal-abal seperti mereka yang suka membuat berita bohong dan mengompas orang lain. Haaahh, sudahlah, tak usah dibahas lagi soal wartawan abal-abal itu, bikin esmosi aja, haha.

Aku kembali menikmati suasana laut yang tenang. Melihat burung-burung bangau, elang dan burung-burung laut yang sedang terbang mencari makan dan ada juga yang menungkik ke permukaan laut untuk mengambil ikan. Pemandangan yang indah.

Walau tidak ada sunrise, tapi setidaknya ada sedikit cahaya terang menghapus mendung. Dan kembali ku abadikan keindahan laut lewat kamera ku. Ku lihat lagi ratusan anak-anak ikan berenang cantik dipinggir air laut dan ku rendam kaki ku  ke dalam air, menikmati airnya dan berharap anak ikan mau menggigit, terapi ikan. Tapi si anak ikan tak mau, padahal kaki ku kan tidak bau, hehe.

Ku lihat lagi keong laut yang menempel dibebatuan. Waktu kecil keong ini kami jadikan untuk mainan, biasa kami sebut main keong atau main bekel. Jadi ingat masa kecil, ingin aku ambil untuk koleksi tapi kasian karena keongnya masih hidup. Dan ku kembalikan lagi mereka kedalam air.

Aku lanjut lagi memotret, laut, batu, keong, daun jatuh, pohon, rumput, perahu dan yang lainnya. Lalu kembali beersantai dipinggir air laut, duduk diatas batu dan merendam kaki, sambil menikmati pemandangan alam. Keindahan Sang Pencipta yaitu Allah Subhana Wa Ta'ala.

Saat aku memotret bunga waru, beberapa anak kecil menghampiri dan bertanya "motoin apa kak dan untuk apa?" tanya mereka penasaran. Sambil senyum ku jawab "moto bunga dan memang kakak suka photo-photo" sambil ku potret lagi bunga waru tadi. Kemudian anak-anak kecil itu memainkan kerincing sepeda ku. "gede kali kerincing sepedanya" ucap mreka sambil tertawa dan terus memainkan kerincing sepeda ku. Aku cuma bisa tersenyum melihat ulah mereka. Dan tak lama kemudian anak-anak kecil itu pergi dan menuju laut.

Ingin aku berlama-lama. Tapi aku takut mamak ku khawatir, apalagi tadi juga mamak ku sebenarnya ga ngijinin aku pergi. Ku tinggal kan laut dengan perasaan senang.

Ini beberapa hasil photo ku. Untuk hasil lainnya, boleh berkunjung ke blog ku "julipandia.blogspot.com" disana ada puluhan photo hasil hunting ku pagi ini dengan judul "Hunting 30/11/2014 dan banyak juga photo-photo hasil karyaku yang lainnya.


  • Laut yang indah


  • Bebatuan


  • Hewan Laut


  •  Keong Laut



  •  Bunga dan Daun Waru di air



  • Kulit Kelapa


  •  Akasia dan Rantingnya



  •  Rumput


  •  Indahnya


  •  Pohon, Bunga dan Biji Waru




  •  Perahu Nelayan



  •  Maroon Ku Tercinta ^_^


Lokasi   : Pinggir Laut, Pangkalan Susu, Sumatera Utara
Kamera : Samsung ST72

Tidak ada komentar:

Posting Komentar