Sudah lama burung-burung itu bersarang disana. Karena tempatnya strategis. Dan sarang mereka tidak akan basah, rusak atau jatuh saat hujan turun. Karena sarang mereka berada dicelah-celah cabang yang kuat dan ditutupi rimbunnya dedaunan bunga telur belangkas.
Tapi sebenarnya burung-burung kecil itu tidak terus-terusan tinggal disarang mreka. Karena mreka hanya datang saat mreka ingin bertelur dan mengerami telurnya. Dan saat telurbya menetas, mreka tetap tinggal sampai anak mreka mampu terbang dan mencari makan sendiri.
Karena itu lah, aku dan mamak ku mengatakan kalau pohon bunga telur belangkas itu jadi Rumah Sakit Bersalin untuk burung-burung kecil itu. Karena mreka hanya datang utk bertelur, bukan untuk tinggal selamanya disarang itu.
Dan uniknya, ternyata burung-burung kecil itu seperti manusia juga. Saat ada bayi yang baru lahir, pasti sanak keluarga dan teman-teman datang berkunjung untuk melihat anggota keluarga yang baru. Begitu juga dengan burung-burung kecil itu, banyak sekali burung yang berdatangan berkunjung. Bercicit dan bersiul merdu, seakan-akan menyapa dan mengajak bicara si anggota baru dan si burung kecil yang baru lahir juga membalas siulan mereka.
Aku hanya bisa menikmati merdu suara mreka, tanpa bisa meelihatnya. Karena sarangnya agak ditengah cabang dan tertutup daun-daun. Pernah aku coba mengintip, mreka malah kabur. Tapi, walau cuma mendengar suara merdu mreka, aku udah senang banget. Sepeti kata mamak ku, kita memelihara burung, tanpa harus repot memberi makan dan membuat kandang, hehe.
Tapi, ada sedikit kedala. Karena memang letak pohon bunga telur belangkas dipinggir pasar dan selalu orang-orang dan anak-anak lalu lalalng dan bermain. Jadilah aku harus jadi security alias satpam untuk mengamankan sarang burung beserta isinya dari jangkauan anak-anak jahil. Bahkan pelakunya juga sering kali keponakan ku sendiri, haha. Aku marahai mreka, abisnya udah dinasehati baik-baik tetap ga mempan.
Aku bilang "jangan ganggu sarang burung itu, itu rumah mreka. Emang kalian mau rumah kalian diganggu? lagian burung-burung itu peliharaan ibu" sambil melototin ponakan ku. Dengan santai ponakan ku menjawab "Mana mungkin ibu yang pelihara, burung itu kan datang sendiri dan burung itu juga milik Allah". Dengan perasaan tambah kesal ku jawab "karena burung itu milik Allah, makanya ga boleh diganggu, berdosa. Nanti Allah marah, Udah, sana pergi, jangan ganggu-gangu burung" sambil melotot dan keponakan ku pun lari dengan teman-temannya.
Setiap hari aku senang sekali mendengarkan kicauan merdu anak-anak burung itu juga kicauan merdu induk mreka juda burung-burung kecil lainnya.
Burung-burung kecil, tetaplah bersarang disanan, berkicau yang merdu, dan aku akan selalu berusaha menjaga kalian ^_^
- Ini dia Pohon Bunga Telur Belangkasnya, yang ditanam disamping kamar ku
- Ini dia Sarang Burung-burung kecil itu, berada dicelah-celah cabang pohon dan lumayan tinggi, dan aku berusaha keras (lebay dikit, hehe) untuk bisa memotretnya ;)
Lokasi : Disamping Kamar Ku, Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara
Kamera : Samsung ST72
Tidak ada komentar:
Posting Komentar