Selasa, 31 Januari 2017

Friend or Foe

Sekarang ini sangat susah dibedakan yang mana teman dan yang mana musuh. Dan itu terjadi dalam semua urusan mulai dari pekerjaan, bisnis, politik, pendidikan, bahkan percintaan. Kita tidak tau apakah orang yang selama ini kita anggap teman adalah teman sejati atau bahkan menjadi musuh. Karena kadang kebaikan-kebaikan yang terlihat justru ternyata adalah perangkap.

Terkadang orang yang kita anggap musuh tiba-tiba bisa menjadi teman. Mungkin itu dikarenakan ada sisi manfaat yang dia lihat dari kita. Jadi dia mendekati dan berteman dengan kita hanya karena ada tujuan tertentu. Dan setelah mendapatkan keinginannya maka dia melupakan kita atau bahkan kembali memusuhi kita.

Bukannya ingin berprasangka buruk tapi bersikap waspada dan hati-hati itu perlu. Jangan terlalu mudah percaya pada orang lain. Walau pada teman dekat sendiri. Karena pikiran manusia bisa berubah setiap saat. Bisa saja sekarang baik, besok jadi jahat. Dan ga perlu menceritakan segala hal pada teman kita. Apalagi yang bersifat rahasia dan aib. Bisa jadi saat hubungan kita dengan teman kita kurang baik atau mulai renggang. Bisa-bisa semua hal tentang kita terutama aib kita diceritakan pada semua orang. Dengan tujuan untuk menjatuhkan kita.

Dan kadang musuh kita atau musuh bebuyutan kita sekalipun bisa berubah jadi teman kita. Berteman secara tulus bukan karena ada niat dan tujuan tertentu. Bahkan rasanya kita sendiri tidak percaya.

Jadi intinya, tidak ada teman yang abadi dan tak ada musuh yang abadi. Semua bisa berubah-ubah. Karena itu sikap waspada dan hati-hati sangat diperlukan dalam kehidupan kita. Tapi juga tidak boleh terlalu berlebihan, sehingga membuat kita terlalu ketakutan sendiri dan terlalu mencurigai orang lain.

Panda Kecil [ Episode 12 : Pencuri ]

Kembali kegaduhan terjadi di hutan ini. Karena salah satu penghuni hutan kehilangan barang berharganya. Ada pencuri dihutan ini. Dan ini sudah terjadi berulang kali. Panda Kecil sudah beberapa kali mengalaminya. Barang-barang berharga miliknya selalu dicuri. Dan itu membuat Panda Kecil benar-benar marah dan kesal. Dan dia tau siapa pelakunya. Siapa lagi kalau bukan si kambing pencuri. Tapi Panda Kecil belum berani langsung menuduhnya. Karena Panda Kecil tidak punya bukti yang cukup.

Namun entah kenapa Panda Kecil merasa pencurian kali ini juga ulah kambing pencuri itu. Walaupun saat kejadian tidak ada kambing pencuri disana. Tapi tetap saja Panda Kecil merasa itu ulahnya.

Penjagaan hutan kini semakin diperketat. Karena kejadiaan ini sudah terjadi berulang kali dan tidak bisa dibiaarkan. Elang bermata tajam siap-siap mengintai dan memata-matai setiap gerak-gerik penghuni hutan. Dan siapapun pelakunya, siap di eksekusi.

Panda Kecil berharap, siapapun pelakunya semoga segera tertangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal. Dan semoga kejadian ini tidak terulang lagi dan keamanan hutan kembali terjaga. Dan yang terpenting, semoga si kambing pencuri juga tertangkap dan mendapatkan hukuman.

Senin, 30 Januari 2017

Beruang Kecil [ Chapter 27 : DIA ]

Beruang Kecil menatap satu-satu per satu tiap lembar daun-daun kering yang ia kumpulkan jadi satu. Sebuah buku. Yang berisi semua tentang Dia. Cerita tentang Dia, puisi tentang Dia dan apapun tentang Dia. Tentang perasaan Beruang Kecil kepada Dia.

Tapi kini, mau tak mau Beruang Kecil harus melakukannya. Merobek satu per satu lembaran daun-daun kering itu. Kecuali lembaran yang berisi puisi. Hanya itu yang ia sisakan.

Bukannya Beruang Kecil ingin melupakan Dia apalagi menghapus Dia dari hati dan pikirannya. Tidak. Dan tidak akan pernah. Hanya saja Beruang Kecil sadar diri. Bagaimana pun ia hidup didunia nyata dan bukan didunia mimpi. Karena itu Beruang Kecil harus mengikuti arus kenyataan.

Lembaran daun-daun kering itu, yang telah disobek oleh Beruang Kecil, kini ia bakar. Kemudian menebarkan abunya ke udara. Terbang dan terbang. Jauh. Lalu hilang.

Beruang Kecil hanya bisa memejamkan matanya, agar butiran-butiran bening itu tidak jatuh dan menetes ke bumi. Mengosongkan pikiran. Walau tetap saja wajah Dia yang terlintas disana. Ya, karena memang Dia tak kan pernah hilang. Selamanya.

Minggu, 29 Januari 2017

Mangga na [ Pada Hari Minggu ]

Pada hari minggu ku turut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka

"Salah, salah, salah. Kita kan naik bus bukan naik delman" protes dudu si buah duku.
"Iya du, aku tau. Tapi mana mungkin aku mengganti lirik lagunya, hanya gara-gara kita naik bus bukan delman" mangga na tertawa geli
"Aneh kamu du, masa lagunya harus sesuai dengan kendaraan yang kita tumpangi" tambah ima si buah delima. Dudu hanya bisa manyun karena diserang kedua temannya.
"Udah, kita lanjut lagi aja nyanyinya. Ga usah manyun gitu du, ga seru tau" Mangga na mencubit pipi dudu yang tembem. Dan kemudian mereka bertiga kembali bernyanyi dengan riang.

Pada Hari Minggu ku turut ayah ke kota
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk tik-tak-tik-tuk

Tuk-tik-tak-tik-tuk tik-tak suara s'patu kuda

Sesampainya dikota, mereka langsung menuju toko buku langganan mereka. Untuk membeli komik kesukaan mereka. Tapi tiba-tiba Ima berhenti dan membuat kedua temannya ikut berhenti dan langsung bertanya ada apa.

"Kalian ga denger suara anak kecil nangis?" tanya Ima.
"Eh iya, iya. Aku dengar. Sepertinya dari pojokan sana" Tunjuk Dudu.

Dan kemudian mereka bertiga menuju ke arah suara tangisan anak kecil tadi. Dan ternyata ada anak durian yang sedang terduduk sambil menangis.

"Adik kecil, kamu kenapa?" tanya Ima. Anak durian itu langsung terdiam dan menatap mereka bertiga dengan rasa takut dan kembali menangis.
"Jangan takut adik kecil. Kami akan meolongmu" bujuk Mangga na.
"Aku ... aku .... terpisah dari ibu ku" ucap anak kecil tadi dan kembali menangis.
"Jangan menangis lagi dik. Kami akan membantu mencari Ibu kamu. Sekarang ikut kami ya" ajak Ima. Anak kecil itu kembali menatap mereka bertiga. Ada rasa ragu dalam hatinya tapi beberapa menit kemudian ia mengangguk tanda setuju. Dan mereka berempat pun segera pergi dari tempat itu.

"Adik kecil, dimana terakhir kali kamu bertemu ibu mu? tanya Ima.
"Di toko ice cream itu kak" anak kecil itu menunjuk ke arah toko ice cream. Dan kemudian mereka menuju toko ice cream dan bertanya pada penjaga toko, pengunjung dan orang-orang yang lewat. Tapi mereka semua tidak tau.
Hampir satu jam mereka mencari tapi tidak ketemu juga. Anak kecil itu pun kembali menangis.
"Adik kecil, tenang ya. Kita pasti menemukan ibu kamu" bujuk Ima.
"Eh, teman-teman. Disana ada Pak Polisi. Bagaimana jika kita minta bantuan Pak Polisi saja?" usul Mangga na
"Bagus sekali ide mu Mangga na. Ayo kita segera kesana" seru Dudu.

Dan mereka berempat segera menemui Pak Polisi. Menjelaskan apa yang terjadi dan meminta pertolongan. Dan Pak Polisi bertanya siapa nama anak kecil tadi. Namanya Rian. Kemudian Pak Polisi pun melakukan pencarian. Sementara mereka berempat menunggu di Pos Polisi.

Hampir dua jam Pak Polisi mencari dan Ibu Rian tetap tidak ditemukan. Rian pun kembali menangis. Mangga na, Ima dan Dudu juga Pak Polisi berusaha menenangkan Rian. Tapi dia tetap menangis. Dan tiba-tiba, terdengar suara yang memanggil nama Rian. Suara itu terdengar begitu cemas dan sedih. Rian pun terdiam seketika dan melihat ke arah suara. "Ibuuuu......" teriak Rian dan berlari menghampiri seorang wanita. Dan ternyata itu adalah Ibunya Rian. Ibu dan anak itu pun saling berpelukan. Menangis. Bahagia.

"Pak Polisi, terima kasih karena sudah menolong anak saya" ucap Ibu Rian.
"Jangan berterima kasih pada saya, Bu. Tapi berterimakasihlah pada ketiga anak-anak hebat ini. Mereka yang menolong anak Ibu" jelas Pak Polisi.
"Anak-anak, terima kasih ya. Kalian sangat baik hati, sudah mau menolong anak Ibu" ucap Ibu Rian terharu.
"Sama-sama, Bu" jawab mereka bertiga serempak.
"Sebagai ucapan terima kasih dari Ibu. Bagaimana kalau Ibu teraktir kalian makan ice cream. Kalian mau?" ajak Ibu Rian.
"Tidak usah, Bu. Terima kasih. Kami ikhlas kok membantu Rian. Iya kan teman-teman" seru Ima
"Iya, Bu. Tidak usah repot-repot" tambah Mangga na.
"Kami senang kok bisa membantu Rian" tambah Dudu.
"Kalian harus mau menerima ajakan, Ibu. Ini permintaan seorang Ibu lho. Kalian tidak boleh menolak ya" bujuk Ibu Rian.
"Baiklah, Bu" seru mereka serempak dengan senyum lebar diwajah mereka.

Setelah selesai makan ice cream. Mangga na, Ima dan Dudu harus berpisah dengan Rian dan Ibunya. Setelah bertukar alamat rumah dan Ibu Rian juga Rian kembali mengucapkan terima kasih. Juga berjanji akan bertemu lagi dilain waktu.

Hari minggu kali ini benar-benar seru. Mangga na dan kedua temannya mendapat pengalaman baru dan teman baru. Sangat menyenangkan.

Sabtu, 28 Januari 2017

Lebah Kecil [ Episode 10 : I'm Falling In Love ]

Langit malam begitu cerah. Lebah Kecil menikmatinya dengan bersantai di bunga Epiphyllum anguliger yang memang mekar dimalam hari. Nyaman. Dan saat Lebah Kecil menatap bintang-bintang dilangit, yang terlihat adalah senyum manis pujaannya. Mawar Merah.

Namun lamunan indahnya segera pudar karena ada yang mengagetkannya. Kumbang, sahabatnya. Tapi kehadiran Kumbang justru membuatnya semakin senang karena ia ingin bercerita dengan sahabat baiknya itu.

"Hei kawan, apa yang kau lamunkan?" Kumbang menepuk pundak Lebah Kecil.
"Siapa yang melamun?" elak Lebah Kecil
"Aku sangat mengenal mu. Kita sudah lama bersahabat. Aku tau kau sedang memikirkan sesuatu. Apa kau sudah punya kekasih? kenalkan pada ku!" goda Kumbang.
"Kalau aku sudah punya kekasih, pasti kau orang pertama yang aku perkenalkan padanya. Tapi sahabatmu ini masih sendiri. Hanya saja ..." Lebah Kecil menghentikan ucapannya.
"Hanya saja apa? Kau sedang jatuh cinta ya? lihat wajahmu itu, memerah seperti tomat. Hahaha" goda Kumbang.
"Kau benar. Aku ... sedang jatuh cinta" jawab Lebah Kecil malu-malu.
"Selamat ya. Akhirnya sahabatku tercinta jatuh cinta juga" Kumbang menjabat tangan Lebah Kecil. Dan membuat Lebah Kecil semakin salah tingkah.
"Siapa dia yang sudah mampu mencuri hati mu?" tanya Kumbang penasaran.
"Mawar Merah" jawab Lebah Kecil sambil tersenyum.
"Mawar Merah? Apa aku tidak salah dengar? Maksud mu Mawar Merah penyanyi bersuara merdu yang tinggal di taman Istana  negri Kosea?" tanya Kumbang kaget.
"Ya, kau benar. Aku jatuh cinta pada Mawar Merah. Sangat-sangat mencintainya" wajah Lebah Kecil bersemu merah.
" Teman, bukan aku tak mau mendukung mu tapi aku rasa ini akan sulit. Kau tau pada siapa kau jatuh cinta? Artis terkenal dan negri kita juga berbeda dan sangat jauh. Dan akan banyak perbedaan lainnya yang menghalangi. Pasti akan sulit dan bahkan mustahil untuk kalian dapat bersama" nasehat Kumbang.
"Aku tau teman. Sejak awal aku jatuh cinta padanya aku sudah memikirkan semua itu dan aku tau apa akibatnya jatuh cinta pada seseorang seperti dia" jawab Lebah Kecil lesu.
"Coba kau renungkan kembali perasaan mu. Mungkin itu hanya sekedar perasaan kagum seorang penggemar pada artis idolanya dan bukan cinta" saran Kumbang.
"Awalnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi semakin lama aku semakin menyadari, bahwa aku benar-benar jatuh cinta padanya" jelas Lebah Kecil
"Aku hanya tidak ingin sahabat ku terluka. Karena aku tau kemungkinan yang akan terjadi. Walau aku pun tau tak ada yang tak mungkin didunia ini. Tapi kawan, aku tak mau kau terluka karena cintamu." Kumbang menatap Lebah Kecil.
"Aku tau kawan. Kau memang sahabat terbaik ku. Kau yang terbaik. Tapi kau jangan khawatir. Aku sudah memikirkan semuanya. Meski aku akan terluka tapi aku tidak apa-apa. Aku akan tetap bahagia, meski sakit" Lebah Kecil balas menatap Kumbang
"Cinta memang gila ya" Kumbang tertawa
"Ya, cinta memang gila. Hingga membuat aku jadi benar-benar gila dan tergila-gila padanya. Dan melupakan kenyataan yang ada. Tapi sekali lagi, aku bahagia kawan" Lebah Kecil tersenyum lebar.
"Baiklah kawan. Apapun akan ku lakukan  untuk sahabat ku tercinta. Termasuk memberi dukungan penuh untuk cinta gila mu itu. Dan aku akan selalu berdoa agar kau mendapatkan pujaan hati mu itu" Kumbang memeluk Lebah Kecil.
"Terima kasih kawan" ucap Lebah Kecil dengan senyum yang terus terkembang diwajahnya dalam pelukan sahabatnya.


HOPE

Harapan. Semua orang didunia pasti memiliki harapan. Karena dengan harapan, membuat kita lebih semangat untuk menjalani hidup. Memotivasi diri untuk terus berusaha untuk lebih baik lagi dan mendapatkan yang terbaik. Bahkan disaat kita merasa tak bisa berbuat apa-apa lagi, harapan adalah salah satu hal yang bisa membuat kita bangkit dan percaya lagi.

Memang kadang tak semua yang kita harapkan bisa tercapai. Banyak harapan kita yang mungkin tidak kesampaian atau memang belum sampai. Tapi semua itu jangan membuat kita menyerah dan patah semangat. Teruslah berharap dan membuat harapan. Karena pasti harapan itu akan tercapai suatu hari nanti. Yakinlah. Bahkan disaat harapan itu sedikit gila atau memang gila. Tak jadi masalah. Yang jadi masalah adalah jika kita tidak memiliki harapan.

Jika ada satu harapan yang tak terwujud, maka buatlah harapan baru dan harapan-harapan lainnya. Jangan takut dan jangan menyerah. Karena dengan adanya harapan akan membuat kita semakin berani untuk menjalani hidup dan semakin kuat pastinya.

Jadi, jagan pernah berhenti berharap dna teruslah membuat harapan. Semangat ^__^

Pipit Kecil [ Gua Penuh Monster ]

Pipit Kecil menarik nafas dalam untuk meredakan emosinya. Dan kemudian menyeka air matanya yang nyaris tumpah. Perasaannya kelabu sama seperti cuaca diluar sana. Gelap, mendung dan hujan deras.

Sebenarnya ia sudah tidak tahan lagi berada disini. Diantara makhluk-makhluk menyeramkan dan mengerikan. Yang bertopeng malaikat namun berhati iblis. Tapi Pipit Kecil tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia harus bertahan, mau tidak mau dan suka tidak suka. Karena ia harus mencari makanan disini untuk membantu keluarganya tercinta. Walau ia sudah berusaha mencari ditempat lain, tapi ia gagal. Karena saat ini memang sangat sulit untuk mencari makanan. Dan kalau harus pergi ke tempat yang jauh, ia tidak mau. Karena Pipit Kecil tak mau jauh dari keluarganya. Sementara bila harus pergi bersama semua keluarganya, itu sulit dilakukan.

Pipit Kecil kembali menarik nafas dalam. Berusaha menenangkan diri. Dan teringat saat pertama kali ia melihat gua ini. Benar-benar menarik dan membuatnya ingin mencari makan disini. Ia berpikir digua ini akan banyak makanan dan banyak hal-hal juga teman yang menyenangkan. Dan saat ia masuk kedalam gua, ternyata pikirannya benar. Semua yang ada didalam sangat menyenangkan dan Pipit Kecil merasa nyaman berada disana untuk mencari makan.

Tapi lama kelamaan, sifat asli mereka mulai terlihat. Wajah yang manis namun tingkah mereka seperti iblis. Serakah, tamak, ria, angkuh, fitnah, pencuri, egois, dan semua kebusukan ada disini. Tak ada satu pun makhluk yang ada disini yang bisa dijadikan teman. Semuanya hanya topeng. Kebaikan yang hanya pura-pura. Mereka semua monster yang mengerikan dan menjijikkan. Kelihatannya saja baik tapi ternyata mereka jahat. Bahkan ada yang memang sudah terlihat keburukannya dan ternyata memang sesuai dengan yang terlihat. Hanya ada beberapa yang tidak terlalau buruk, lumayan baik. Tapi tetap saja tidak bisa dijadikan teman.

Pipit Kecil kembali menarik nafas dalam. Memejamkan mata dan berdoa. Semoga esok akan ada tempat yang lebih baik untuk ia mencari makan. Dengan suasana yang baik dan teman-teman yang baik, Sehingga Pipit Kecil bisa bernafas lega dan bisa mencari makan dengan perasaan gembira.


Jumat, 27 Januari 2017

Mangga na [ Hai ... Hai ... ]

Hai teman-teman, perkenalkan nama ku Mangga na. Aku adalah mangga yang manis dan akan menjadi teman kalian. Semoga kalian sudi berteman dengan ku.

Akan ada banyak cerita dan kisah yang akan aku bagi dengan kalian. Ada yang manis, asem bahkan ada juga yang sedikit hambar. Seperti rasa  buah mangga, yang tak selamanya manis. Tapi kalian jangan khawatir, pasti lebih banyak cerita dan kisah manis yang akan aku bagikan. Semanis diriku, hehehe.

Oke teman-teman sampai jumpa di cerita dan kisah ku yang akan segera aku bagikan kepada kalian. Salam kenal dan sampai jumpa.

Kamis, 26 Januari 2017

Panda Kecil [ Episode 11 : Didalam Hati ]

Panda Kecil berjalan-jalan menikmati udara malam. Apalagi sedang bulan purnama dan bintang-bintang begitu banyak menghiasi langit. Malam yang sempurna. Tapi tiba-tiba Panda Kecil menghentikan langkahnya. Karena ada benda putih kecil-kecil berterbangan didepannya. Seperti salju, tapi tidak mungkin karena dihutan ini tidak pernah turun salju. Lalu apa? Panda Kecil keheranan. Dan ia melihat ke atas. Dan ternyata ada iguana yang sedang duduk melamun didahan pohon.

Panda Kecil langsung naik ke dahan menemui iguana. Ternyata benda kecil putih yang berterbangan itu adalah potongan kertas yang disobek-sobek oleh iguana. Panda Kecil semakin heran, apa yang terjadi pada iguana dan kenapa dia melakukan itu.

"Iguana, boleh aku duduk disini?" sapa Panda Kecil
"Duduklah" jawab iguana datar
"Apa yang terjadi? sepertinya suasana hatimu sedang tidak baik." tanya Panda Kecil
"Kau benar Panda Kecil. Perasaan ku sedang kacau" iguana menundukkan kepala.
"Boleh aku tau kenapa?" tanya Panda Kecil hati-hati.

Iguana pun menceritakan semuanya. Dengan air mata yang berlinang. Panda Kecil berusaha menjadi pendengar yang baik. Mendengarkan kisah cinta iguana yang tak kesampaian. Cinta yang tak akan pernah jadi nyata dan harus berakhir seperti berakhirnya mimpi ketika seseorang terjaga dipagi hari.

Panda Kecil mengusap pundak iguana, memberi kekuatan dan semangat untuk temannya itu. Dan iguana pun berucap "Buku harian ini, tempat aku menumpahkan semua perasaanku padanya. Dan kini, terpaksa aku menyobeknya. Agar aku bisa sedikit demi sedikit menghapus dia dari pikiranku."
iguana menyobek lembaran kertas terakhir dan melemparnya. Membuat kertas-kertas putih kecil itu berterbangan lembut. Seperti salju.
Beberapa saat kemudian, iguana kembali berucap "Meski aku telah membuang semua hal tentang dirinya, tapi tetap saja dirinya selalu berada disini, dihati ku. Selamanya.

Iguana menatap langit dengan mata sendu. Panda Kecil pun ikut merasakan perasaan hati iguana. Dan suasana pun menjadi hening.


Siput Kecil [ Home ]

"Akhirnya, aku kembali ke rumah" ucap Siput Kecil sambil tersenyum. Dia benar-benar bahagia karena kembali ke rumahnya. Rumah yang sangat nyaman. Setelah berkali-kali pindah rumah. Dari rumah yang nyaman, lalu ke rumah yang kurang nyaman dan mendapat rumah yang sangat nyaman. Namun harus pindah lagi. Tapi kini ia kembali ke rumahnya. Rumah paling nyaman yang selalu ia dambakan.

Dan Siput Kecil kembali menghiasi rumahnya. Menanam bunga ditaman. Memberi warna cerah untuk dinding rumahnya. Dan memberi pewangi agar lebih segar. Apalagi didekat rumahnya ada tempat pembuangan sampah dan limbah. Dan itu sedikit mengganggu. Tapi tak mengapa, Siput Kecil bisa mengatasinya.

Siput Kecil mengambil secangkir teh hangat dan biskuit kesukaannya. Duduk menghadap jendela. Melihat pemandangan hijau. Hamaparan rumput segar dan pepohonan rindang. Angin laut nan sejuk pun menyentuh lembut. Gerombolan kera berkejaran didahan, bercanda dan tertawa. Sementara sapi dan bangau bercerita dan duduk dipinggir jalan. Kucing berlari dengan riang. Dan biawak bersantai sambil mendengar kicauan burung gereja yang ceria. Pemandangan yang indah. Seindah rumah Siput Kecil.


Lebah Kecil [ Episode 9 : Layang - Layang ]

Sekarang lagi musim layang-layang. Banyak sekali anak-anak yang bermain layang-layang. Tapi ternyata bukan hanya anak kecil saja, orang dewasa juga banyak yang ikut bermain. Dan Lebah Kecil bersama temannya, belalang, ikut menikmati pemandangan indah itu.

"Musim layang-layang seru sekali ya. Kita saja yang melihatnya merasa gembira, apalagi mereka yang bermain" ucap belalang semangat.
"Iya, sepertinya kita juga perlu ikutan. Kita buat layang-layang dan kita mainkan bersama teman-teman yang lainnya" saran Lebah Kecil.
"Betul juga, kita jangan cuma melihat mereka bermain tapi kita juga bisa ikutan bermain. Tapi dengan teman-teman kita, kalau dengan mereka, pasti kita kena injak. Hahaha" belalang tertawa geli.
"Aku suka sekali melihat layang-layang itu. Bentuk lumba-lumba. Walau warnanya berbeda dengan aslinya, warna merah dengan bintik hitam. Tapi terlihat sangat lucu dan imut" Lebah Kecil menunjuk ke arah layang-layang.
"Berarti kau sama seperti anak itu. Kalian sama-sama menyukai layang-layang lumba-lumba itu" ujar belalang.
"Anak yang mana?" tanya Lebah Kecil .
"Itu, anak kecil yang duduk sendirian itu" tunjuk belalang. Dan Lebah Kecil pun mengikuti arah jari telunjuk belalang.
"Anak itu sangat menyukai layang-layang berbentuk lumba-lumba itu" jelas belalang.
"Dari mana kau tau?"tanya Lebah Kecil penasaran.
"Sejak musim layangan tiba. Anak itu setiap hari berada disana. Duduk sendirian menyaksikan lumba-lumba cantik itu berenang di langit" ucap belalang.
"Kata-katamu seperti penyair saja, haha." goda Lebah Kecil
"Kau tak tau, anak itu sangat mengagumi layang-layang lumba-lumba itu. Aku bisa merasakannya hanya dengan melihatnya setiap hari." jelas belalang. Dan Lebah Kecil senyum-senyum mendengarnya.
"Anak itu sudah merasa bahagia hanya dengan melihatnya saja, walau dari jarak yang sangat jauh. Lihatlah senyum manis anak itu. Dia benar-benar menyukai layang-layang itu. Dan mungkin dia berharap agar layang-layang lumba-lumba itu jatuh didepannya agar dia bisa memiliki layang-layang itu" belalang berkomentar panjang kali lebar,

Lebah Kecil menatap layang-layang lumba-lumba itu. Bukan karena dia begitu memuja layang-layang itu. Tapi karena dia membayangkan Mawar Merah. Dan dalam hatinya berkata "Kau tak tau belalang. Aku lebih tau apa yang dirasakan anak itu. Karena aku jatuh hati pada Mawar Merah yang jauh disana. Dan aku pun bahagia, walau hanya bisa melihat senyum manisnya dari kejauhan. Aku juga berharap, semoga Mawar Merah datang dihadapanku agar aku bisa memilikinya. Seperti anak itu, yang berharap layang-layang lumba-lumba itu jatuh dihadapannya."

Ulat kecil [ Sakura .... I'm sorry ]

Butiran salju terus berjatuhan disana, namun mampu membekukan hati Ulat kecil disini. Dan disini, tetesan hujan yang terus membasahi, dan menghayutkan perasaan Ulat kecil yang tak menentu. Dintara semua rasa yang bercampur jadi satu. Dan akhirnya, Ulat kecil memutuskan untuk berhenti. Berhenti sejenak atau mungkin selamanya. Entahlah.

Setelah sekian lama dan setelah bertahun-tahun Ulat kecil menanti, mengagumi dan jatuh hati pada Sakura. Akhirnya, semua impiannya terkubur dan membeku tertimpa badai salju. Dan semangatnya yang berapi-api kini padam disiriam derasnya air hujan.

"Maafkan aku Sakura" kalimat itu terucap dari bibir Ulat kecil. Dengan air mata yang berlinang, perasaan yang hancur dan hati yang terasa sakit dan perih. Ulat kecil merasa terhempas, jauh dan jatuh.

Kali ini Ulat kecil benar-benar merasa kalah dan lelah. Selama ini tak pernah ia menyerah dan tetap bertahan. Untuk menanti Sakura. Bahkan ia rela menunggu seumur hidupnya. Walaupun ia tau impiannya tak kan pernah jadi nyata. Tapi kali ini, ia benar-benar sadar bahwa ia harus kembali pada kenyataan. Karena bagaimana pun, kenyataannya Ulat kecil tak kan pernah bisa bersama Sakura. Ulat kecil tak kan pernah bisa memiliki dan mendapatkan cinta juga hati Sakura. Tak kan pernah.

Tapi tetap saja, jauh didalam lubuk hatinya. Ditempat paling dalam dan paling istimewa, hanya ada Sakura disana. Dan tak akan pernah terganti. Karena Ulat kecil hanya mencintai Sakura. Selamanya.

Dan saat musim semi tiba nanti, getaran dihati Ulat kecil masih terasa. Bahagia itu masih menyapa. Tapi Ulat kecil tak kan berani lagi untuk berharap dan bermimpi. Dan andai pun pertemuan itu terjadi. Ulat kecil tau, Sakura tak kan pernah jatuh hati padanya. Mungkin sekedar melihat sekilas saja pun tidak. Dan Ulat kecil sadar itu.

"Sekali lagi, maafkan aku Sakura"

Beruang Kecil [ Chapter 26 : Paris ]

Disini, matahari sudah terjaga sejak tadi. Walaupun ia masih bersembunyi karena hujan lebih dulu datang dan menari. Dan disana, matahari masih terlelap dan bermimpi. Butuh beberapa jam lagi untuk membangunkan matahari dari mimpi indahnya. Tapi tidak untuk burung Merak, dia masih terjaga.

Burung Merak sedang memamerkan bulu indahnya disana. Mengembangkan ekornya yang rupawan dan sangat mempesona. Berpesta. Tersenyum dan tertawa. Dan dia juga membawa keluarganya kesana. Ya, dia memang anak yang baik. Sangat-sangat baik. Good Boy. Dan itu yang membuat Beruang Kecil semakin mengaguminya.

Paris, masih berselimut malam. Menara Eiffel masih dihiasi lampu kerlap-kerlip dan bintang-bintang yang cantik. Dan saljupun masih berjatuhan dengan butirannya yang lembut. Sementara burung Merak masih menatap Eiffel yang tinggi menjulang ke langit.

Dalam hati Beruang Kecil berkata "Burung Merak, tolong sampaikan salam ku pada menara Eiffel. Katakan padanya "Eiffel ... I'm In Love""

Rabu, 25 Januari 2017

Kunang - Kunang Kecil [ Lelah ]

Entah kenapa, Kunang - Kunang Kecil merasa lelah, sangat-sangat lelah. Rasanya, seakan sayap-sayap kecilnya tak sanggup lagi untuk terbang menggapai impiannya. Walau ia tak ingin menyerah, tapi rasanya ia butuh berhenti sejenak.

Perasaan Kunang - Kunang Kecil jadi tak nyaman, semangat makin hilang. Tapi ia tak tau harus berbuat apalagi. Seakan semuanya akan selesai sampai disini. Walau ia tak mau semua itu terjadi. Tidak.

Kunang - Kunang Kecil melihat langit malam. Walau sedari tadi ia tak ingin melakukan itu. Namun tetap saja matanya tak bisa berpaling, dari bintang yang memiliki cahaya paling indah itu. Bintang yang selalu ia kagumi. Dan lagi-lagi, senyum manis bintang yang begitu cerah memberinya semangat lebih dan lebih. Dan Kunang - Kunang Kecil sedikit demi sedikit bangkit kembali. Rasa lelahnya pun mulai hilang dan kembali tenang.

Ya, bintang itu selalu mampu membuat Kunang - Kunang Kecil bersemangat. Selalu bisa membuatnya bahagia, walau hanya melihat senyum sang bintang dari jarak yang sangat jauh. Dan membuat Kunang - Kunang Kecil berani bermimpi dan memperjuangkan impiannya.

Bintang, terima kasih ☺

Jumat, 06 Januari 2017

Panda Kecil [ Episode 10 : Wishes ]

Tahun Baru sudah berlalu beberapa hari. Tapi semarak, semangat dan kemeriahannya masih saja terasa sampai hari ini. Bahkan masih ada yang meniup terompet dan bermain kembang api di tengah hari bolong.

Panda Kecil tak melakukan itu. Berpesta, meniup terompet atau bermain kembang api. Panda Kecil tidak melakukannya. Dia hanya menyaksikan dan menikmati kemeriahannya saja.

Tahun berganti dan terus berlalu. Akan banyak harapan dan impian yang akan dibuat, sudah dicapai atau belum terwujud. Apalagi ditahun yang baru, semua orang pasti membuat harapan-harapan dan rencana-rencana baru. Tak terkecuali Panda Kecil. Banyak sekali harapan yang terucap dalam hatinya.

Dan salah satu harapan dari sekian banyak harapan adalah harapan bisa bertemu dengan Panda baik hati itu. Sejak beberapa tahun ini, selalu Panda Kecil berharap agar bisa bertemu dengan Panda baik hati. Panda Kecil sangat-sangat mengaguminya dan jatuh hati padanya. Panda Kecil berharap, semoga tahun ini ia bisa bertemu dengan Panda baik hati itu, walau hanya sekali saja. Dan ia berharap, semoga mereka bisa berteman. Karena bisa menjadi temannya saja sudah membuat Panda Kecil bahagia.

Suara terompet dan kembang api masih terdengar disana-sini. kemeriahan tahun baru masih terasa segar. Dan harapan Panda Kecil terus mengalun dalam doa. Harapan agar bisa bertemu dengan Panda baik hati.