Tak terasa, sebentar lagi tahun 2015 akan berakhir. Bahkan dibeberapa negara begitu juga beberapa daerah di Indonesia khususnya dibagian Timur dan Tengah Indonesia, sudah memasuki tahun 2016. Dan sudah menjadi tradisi dan sekali lagi aku tak tau dari mana dan sejak kapan tradisi itu berada. Ya, apalagi kalau bukan tradisi meniup terompet dan bermain kembang api. Dimana-mana suara-suara itu bergema. Khususnya dikota-kota besar apalagi dinegara-negara maju dan kaya. Bahkan mereka rela menghabiskan uang bermilyar-milyar untuk bermain kembang api. Padahal akan lebih baik bila uangnnya digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.
Pergantian tahun, pasti begitu banayak harapan dan doa. Ya, pastinya kita semua ingin yang lebih baik ditahun yang akan datang. Dan memang kita perlu sedikit merenung dan mengadakan rencana-rencana agar hidup kita bisa lebih tertata dan terarah. Sehingga kita bisa mencapai semua impian dan cita-cita ditahun yang akan datang.
Sampai jumpa ditahun 2016 teman-teman. Semoga ditahun depan , kita bisa meraih semua yang kita inginkan dan kita impikaan. Dan semoga kehidupan kita, keluarga kita, lingkungan kita juga negara dan bumi kita bisa menjadi lebih baik, Aamiin ya Rabbalalamin ^___^
Assalamualaykum Warahmatullahi Wabarakatu, Mejuah-juah, Aneyonghaseyo, Bonjour, Halo, selamat datang di Dunia Ku Dunia Juli "Black Pandia", disini berisi tentang hal-hal menarik, informatif, menghibur, unik, dan juga coretan-coretan juga hal-hal tentang diriku. Selamat Berkunjung ^_^
Kamis, 31 Desember 2015
Ulat Kecil [ Winter ]
Daun-daun berguguran, satu persatu meninggalkan dahan yang kekar. Melambai lembut diudara bersama angin yang bertiup. Dan akhirnya menyentuh bumi. Musim gugur. Perlahan-lahan seiring gugurnya dedauan dan hawa sejuk yang kian menusuk. Berganti dengan butiran-butiran putih yang halus dan lembut. Putih. Membuat suasana semakin membeku. Salju.
Ulat Kecil tak bisa merasakan kebekuan yang ditimbulkan oleh musim dingin, karena memang disini tidak ada salju. Tapi, jujur saja hatinya juga ikut membeku. Impiannya pun ikut membeku. Impian untuk bertemu dengan Sakura.
Saat ini disana, ditempat Sakura berada. Pasti butiran-butiran salju yang berjatuhan perlahan yang menghiasi taman itu. Sedikit demi sedikit menyelimuti dahan Sakura yang indah. "Pasti ia kedinginan" bisik Ulat Kecil. Pikirannya pun menerawang jauh, membayangkan wajah Sakura. Dan Ulat Kecil berimaji, mengkhayalkan dia dan Sakura bermain ditengah salju dan menikmati butiran salju yang terus berjatuhan. Dan saat hawa dingin semakin menusuk. Jemari tangan mereka saling bertaut memancarkan kehangatan yang menenagkan. Kemudian menikmati secangkir coklat panas yang manis. Ahhh.... hayalan itu begitu manisnya. Sampai-sampai Ulat Kecil lupa bahwa ia berada dalam dunia nyata bukan dunia maya.
Butiran salju terus berjatuhan, disana. Menghantarkan waktu yang terus berlalu. Dipenghujung bulan desember dan dipenghujung tahun. Dan disaat tahun yang baru itu tiba. Dimana salju semakin menipis dan mencair. Menimbulkan siluet musim semi. Dan saat musim semi itu tiba, akankah impian Ulat Kecil bisa terwujud ?!
Ulat Kecil memejamkan mata. Memanjatkan doa. Dan kembali ke dunia maya. Dunia yang bisa membuatnya bertemu dengan Sakura. Dunia tempatnya menikmati semua musim bersama Sakura. Dunia yang membuatnya bisa menikmati musim semi kapan saja bersama Sakura. Dunia yang mewujudkan impiannya untuk bertemu dengan Sakura. Di musim semi yang indah.
Ulat Kecil tak bisa merasakan kebekuan yang ditimbulkan oleh musim dingin, karena memang disini tidak ada salju. Tapi, jujur saja hatinya juga ikut membeku. Impiannya pun ikut membeku. Impian untuk bertemu dengan Sakura.
Saat ini disana, ditempat Sakura berada. Pasti butiran-butiran salju yang berjatuhan perlahan yang menghiasi taman itu. Sedikit demi sedikit menyelimuti dahan Sakura yang indah. "Pasti ia kedinginan" bisik Ulat Kecil. Pikirannya pun menerawang jauh, membayangkan wajah Sakura. Dan Ulat Kecil berimaji, mengkhayalkan dia dan Sakura bermain ditengah salju dan menikmati butiran salju yang terus berjatuhan. Dan saat hawa dingin semakin menusuk. Jemari tangan mereka saling bertaut memancarkan kehangatan yang menenagkan. Kemudian menikmati secangkir coklat panas yang manis. Ahhh.... hayalan itu begitu manisnya. Sampai-sampai Ulat Kecil lupa bahwa ia berada dalam dunia nyata bukan dunia maya.
Butiran salju terus berjatuhan, disana. Menghantarkan waktu yang terus berlalu. Dipenghujung bulan desember dan dipenghujung tahun. Dan disaat tahun yang baru itu tiba. Dimana salju semakin menipis dan mencair. Menimbulkan siluet musim semi. Dan saat musim semi itu tiba, akankah impian Ulat Kecil bisa terwujud ?!
Ulat Kecil memejamkan mata. Memanjatkan doa. Dan kembali ke dunia maya. Dunia yang bisa membuatnya bertemu dengan Sakura. Dunia tempatnya menikmati semua musim bersama Sakura. Dunia yang membuatnya bisa menikmati musim semi kapan saja bersama Sakura. Dunia yang mewujudkan impiannya untuk bertemu dengan Sakura. Di musim semi yang indah.
Liburan ^___^
Tak terasa, sudah seminggu liburan berlalu. Rasanya baru semalam hari libur tiba, tau-tau udah berlalu 7 hari. Dan diawal liburan kemarin aku menikmati hari liburku dengan bermalas-malasan secara total, haha. Seharian nonton televisi dan malas untuk melakukan apapun. Pekerjaan rumah juga tebengkalai, untung aja mamak ku pengertian dan membiarkan aku larut dalam kemalasan dihari libur, haha. Pekerjaan kantor juga banyak yang belum selesai tapi aku tetap bertahan dalam malas ku dan malas memeikirkan pekerjaan. Bahkan aku juga malas interneten selama beberapa hari dan malas nge-blog, hehe. Dan beberapa hari kemudian barulah aku kembali memusnahkan malas ku dan mengurangi nonton tv. Tapi tetap aja pekerjaan kantor ga aku sentuh, parah :D
Walau liburan kagak kemana-mana, cuma dihabiskan dirumah doang. Tapi tak jadi masalah, berhubung aku juga anak rumahan jadi buat ku rumah itu tempat paling nyaman. Rumah Ku Istana Ku. Tapi bukan berarti aku ga suka kemana-mana. Aku suka banget jalan-jalan ke tempat-tempat wisata terutama yang berbau alam dan kepengen bisa berkeliling dunia. Ditambah lagi cita-citaku yang ingin jadi photographer dan bisa mengabadikan keindahan alam yang ada diseluruh dunia. Tapi ga tau kapan impian ku itu bisa terwujud. Siapa tau ada yang mau ngajak jalan-jalan keliling dunia gratisan, haha :D
Liburan.... memang menyenangkan. Mau liburan dirumah atau jalan-jalan, tetap yang namanya liburan itu membuat hati gembira. Karena aktivitas yang padat sehari-hari sudah membuat kita lelah. Jadi masa liburan itu sungguh seperti angin sore yang berhembus sejuk.
Selamat liburan untuk teman-teman semua ^___^
Walau liburan kagak kemana-mana, cuma dihabiskan dirumah doang. Tapi tak jadi masalah, berhubung aku juga anak rumahan jadi buat ku rumah itu tempat paling nyaman. Rumah Ku Istana Ku. Tapi bukan berarti aku ga suka kemana-mana. Aku suka banget jalan-jalan ke tempat-tempat wisata terutama yang berbau alam dan kepengen bisa berkeliling dunia. Ditambah lagi cita-citaku yang ingin jadi photographer dan bisa mengabadikan keindahan alam yang ada diseluruh dunia. Tapi ga tau kapan impian ku itu bisa terwujud. Siapa tau ada yang mau ngajak jalan-jalan keliling dunia gratisan, haha :D
Liburan.... memang menyenangkan. Mau liburan dirumah atau jalan-jalan, tetap yang namanya liburan itu membuat hati gembira. Karena aktivitas yang padat sehari-hari sudah membuat kita lelah. Jadi masa liburan itu sungguh seperti angin sore yang berhembus sejuk.
Selamat liburan untuk teman-teman semua ^___^
Senin, 28 Desember 2015
Beruang Kecil [ Chapter 4 : Kesalahan Yang Sama ]
Ah... lagi-lagi Beruang Kecil melakukan kesalahan itu lagi. Kesalahan yang sama yang terus berulang kali dilakukan. Memang benar kata orang bijak "hanya keledai yang jatuh dilubang yang sama dua kali", dan Beruang Kecil jatuh dilubang yang sama berkali-kali.
Entahlah, Beruang Kecil hanya bisa merenungi setiap kesalahannya. Yang selalu dilakukan, lalu ia sadari kesalahannya dan merasa bersalah kemudian berjanji tidak mengulanginya lagi. Tapi, tetap saja diulangi lagi. Bahkan saat melakukan kesalahan itu, Beruang Kecil tau itu salah tapi tetap saja diteruskan. Dan merasa ia masih punya kesempatan untuk berubah.
Beruang Kecil hanya bisa berharap, semoga kesempatan untuk memperbaiki diri selalu ada. Dan bisa digunakan untuk benar-benar berubah dengan sesungguhnya. Bukan hanya sadar sesaat lalu berbuat salah lagi. Tapi benar-benar sadar dan tak mengulanginya lagi. Dan kemudian belajar dari tiap kesalahan agar tak jatuh kembali dilubang yang sama berkali-kali.
Udara malam semakin dingin. Beruang Kecil merapatkan selimut penghangat tubuh. Dalam hatinya berdoa, moga esok pagi mentari yang hangat menyambut dengan senyum manisnya yang bersahabat.
Entahlah, Beruang Kecil hanya bisa merenungi setiap kesalahannya. Yang selalu dilakukan, lalu ia sadari kesalahannya dan merasa bersalah kemudian berjanji tidak mengulanginya lagi. Tapi, tetap saja diulangi lagi. Bahkan saat melakukan kesalahan itu, Beruang Kecil tau itu salah tapi tetap saja diteruskan. Dan merasa ia masih punya kesempatan untuk berubah.
Beruang Kecil hanya bisa berharap, semoga kesempatan untuk memperbaiki diri selalu ada. Dan bisa digunakan untuk benar-benar berubah dengan sesungguhnya. Bukan hanya sadar sesaat lalu berbuat salah lagi. Tapi benar-benar sadar dan tak mengulanginya lagi. Dan kemudian belajar dari tiap kesalahan agar tak jatuh kembali dilubang yang sama berkali-kali.
Udara malam semakin dingin. Beruang Kecil merapatkan selimut penghangat tubuh. Dalam hatinya berdoa, moga esok pagi mentari yang hangat menyambut dengan senyum manisnya yang bersahabat.
Sabtu, 26 Desember 2015
Dibalik Cerita "Kecil"
Heee......mmmmmm, bagi teman-teman yang membaca postingan ku, pasti heran kenapa aku sering sekali membuat postingan tentang Beruang Kecil, Lebah Kecil, Panda Kecil, Ulat Kecil, Kunang-Kunang Kecil, Rumput Kecil, Pipit kecil dan Siput Kecil.
Yups, aku membuat sebuah cerita, bukan cerpen apalagi novel haha. Mungkin bisa dibilang potongan cerita sih. Dengan pemeran utama hewan seperti Beruang Kecil, Kunang-Kunang Kecil, Rumput Kecil, Siput Kecil, Pipit Kecil, Lebah Kecil, dan Panda Kecil. Juga ada pungguk namun ga pake kata "Kecil. Namun Lebah Kecil, dan Panda Kecil belum sempat aku posting ceritanya.
Aku memilih karakter hewan sebagai tokoh utama dan bisa dibilang latar cerita tentang dunia hewan. Karena memang aku suka hewan, menurutku karakter hewan itu lucu. Walau ada satu karakter tumbuhan yaitu Rumput Kecil. Dan tiap karakter hewan yang aku pilih menurutku punya keunikan tersendiri, menarik dan istimewa. Apalagi beruang, aku paling suka mengkoleksi semua yang "berbau" beruang, boneka beruang dan juga beruangnya. Walaupun hewan yang paling aku sukai adalah kucing, kemudian beruang, harimau/singa/keluarga kucing besar lalu panda.
Dan aku selalu menambahkan kata "Kecil" dinama belakang mereka, karena menurutku nama mereka semakin menarik dan terdengar lebih imut. Dan kata "Kecil" menunjukkan kesederhanaan, kesederhanaan dari tiap karakter.
Ceritanya juga banyak tentang cinta terutama tentang cinta yang tak terbalas juga tentang seseorang yang hanya memendam perasaan pada seseorang tanpa pernah diketahui oleh orang yang dicintainya itu. Tapi bukan tentang cinta melulu ya, banyak tema lainnya. Walau pembukaan masih tentang cinta, ya karena cinta tema yang menarik dan laris manis apalagi tentang patah hati.
Sebenarnya awal aku membuat potongan cerita ini berawal dari Facebook. Dulu aku punya akun facebook walau sekarang sudah aku hapus akunnya. Aku sering buat status facebook dengan karakter hewan. Dan karakter yang paling pertama adalah Lebah Kecil. Kemudian menyusul Pipit Kecil, Ulat Kecil, Siput Kecil, Kunang-Kunang Kecil, dan Rumput Kecil. Sementara Beruang Kecil dan Panda Kecil, adalah karakter baru dan baru muncul di blog dan belum pernah aku posting di facebook.
Dan karakter yang paling banyak aku buat ceritanya adalah Berunag Kecil, Panda Kecil dan Lebah Kecil. Sementara karakter lainnya tidak terlalu banyak. Tapi tetap akan muncul walau sesekali. Dan mungkin bakal sering muncul juga dan bisa jadi akan ada karakter baru dari hewan dan tumbuhan lainnya.
Aku suka menulis dan ingin jadi penulis ( selain cita-cita utama aku ingin menjadi Photographer ^__^ ). Tapi aku tau aku ga terlalu berbakat jadi penulis. Memang aku sudah banyak menulis puisi, tapi masih jadi koleksi pribadi, hehe. Pernah diikut lomba, tapi tak menang, haha. Cerpen juga udah lumayan banyak aku tulis dan banyak juga yang masih dikepala tapi belum sempat nulis dan akhirnya lupa, hehe. Tapi kalau nulis novel kayaknya aku ga mampu, terlalu panjang ceritanya. Tapi ga tau juga, siapa tau suatu hari bisa ( ngayal.com ). Tapi tetap saja aku berharap suatu hari bisa nulis buku, buku apapun itu yang bermanfaat bagi yang baca. Dan yang paling aku impikan suatu hari nanti bisa buat buku perpaduan dunia photography dan dunia menulis. Dimana dalam buku itu berisi hasil photo-photo ku dan disertai cerita dibalik photo-photo itu. Terutama tentang dunia hewan dan tumbuhan.
Dan karena aku sangat suka membaca apalagi cerita dongeng. Apalagi kalau dongeng tentang hewan, aku suka sekali. Makanya aku jadi semakin suka dan semangat untuk membuat cerita dengan karakter hewan. Dan ingin juga membuat cerpen dan dongeng tentang hewan.
Aku tau tulisan ku tidak lah menarik. Mungkin banyak teman-teman yang tidak tertarik membacanya. Tadi tidak jadi masalah. Karena aku suka menulis, maka aku akan terus menulis. Ga perduli orang lain suka atau tidak suka. Aku akan tetap menulis dan menulis.
Demikianlah dibalik cerita tentang potongan cerita dengan karakter hewan yang aku buat. Semoga teman-teman suka dan selamat membaca ^__^
Yups, aku membuat sebuah cerita, bukan cerpen apalagi novel haha. Mungkin bisa dibilang potongan cerita sih. Dengan pemeran utama hewan seperti Beruang Kecil, Kunang-Kunang Kecil, Rumput Kecil, Siput Kecil, Pipit Kecil, Lebah Kecil, dan Panda Kecil. Juga ada pungguk namun ga pake kata "Kecil. Namun Lebah Kecil, dan Panda Kecil belum sempat aku posting ceritanya.
Aku memilih karakter hewan sebagai tokoh utama dan bisa dibilang latar cerita tentang dunia hewan. Karena memang aku suka hewan, menurutku karakter hewan itu lucu. Walau ada satu karakter tumbuhan yaitu Rumput Kecil. Dan tiap karakter hewan yang aku pilih menurutku punya keunikan tersendiri, menarik dan istimewa. Apalagi beruang, aku paling suka mengkoleksi semua yang "berbau" beruang, boneka beruang dan juga beruangnya. Walaupun hewan yang paling aku sukai adalah kucing, kemudian beruang, harimau/singa/keluarga kucing besar lalu panda.
Dan aku selalu menambahkan kata "Kecil" dinama belakang mereka, karena menurutku nama mereka semakin menarik dan terdengar lebih imut. Dan kata "Kecil" menunjukkan kesederhanaan, kesederhanaan dari tiap karakter.
Ceritanya juga banyak tentang cinta terutama tentang cinta yang tak terbalas juga tentang seseorang yang hanya memendam perasaan pada seseorang tanpa pernah diketahui oleh orang yang dicintainya itu. Tapi bukan tentang cinta melulu ya, banyak tema lainnya. Walau pembukaan masih tentang cinta, ya karena cinta tema yang menarik dan laris manis apalagi tentang patah hati.
Sebenarnya awal aku membuat potongan cerita ini berawal dari Facebook. Dulu aku punya akun facebook walau sekarang sudah aku hapus akunnya. Aku sering buat status facebook dengan karakter hewan. Dan karakter yang paling pertama adalah Lebah Kecil. Kemudian menyusul Pipit Kecil, Ulat Kecil, Siput Kecil, Kunang-Kunang Kecil, dan Rumput Kecil. Sementara Beruang Kecil dan Panda Kecil, adalah karakter baru dan baru muncul di blog dan belum pernah aku posting di facebook.
Dan karakter yang paling banyak aku buat ceritanya adalah Berunag Kecil, Panda Kecil dan Lebah Kecil. Sementara karakter lainnya tidak terlalu banyak. Tapi tetap akan muncul walau sesekali. Dan mungkin bakal sering muncul juga dan bisa jadi akan ada karakter baru dari hewan dan tumbuhan lainnya.
Aku suka menulis dan ingin jadi penulis ( selain cita-cita utama aku ingin menjadi Photographer ^__^ ). Tapi aku tau aku ga terlalu berbakat jadi penulis. Memang aku sudah banyak menulis puisi, tapi masih jadi koleksi pribadi, hehe. Pernah diikut lomba, tapi tak menang, haha. Cerpen juga udah lumayan banyak aku tulis dan banyak juga yang masih dikepala tapi belum sempat nulis dan akhirnya lupa, hehe. Tapi kalau nulis novel kayaknya aku ga mampu, terlalu panjang ceritanya. Tapi ga tau juga, siapa tau suatu hari bisa ( ngayal.com ). Tapi tetap saja aku berharap suatu hari bisa nulis buku, buku apapun itu yang bermanfaat bagi yang baca. Dan yang paling aku impikan suatu hari nanti bisa buat buku perpaduan dunia photography dan dunia menulis. Dimana dalam buku itu berisi hasil photo-photo ku dan disertai cerita dibalik photo-photo itu. Terutama tentang dunia hewan dan tumbuhan.
Dan karena aku sangat suka membaca apalagi cerita dongeng. Apalagi kalau dongeng tentang hewan, aku suka sekali. Makanya aku jadi semakin suka dan semangat untuk membuat cerita dengan karakter hewan. Dan ingin juga membuat cerpen dan dongeng tentang hewan.
Aku tau tulisan ku tidak lah menarik. Mungkin banyak teman-teman yang tidak tertarik membacanya. Tadi tidak jadi masalah. Karena aku suka menulis, maka aku akan terus menulis. Ga perduli orang lain suka atau tidak suka. Aku akan tetap menulis dan menulis.
Demikianlah dibalik cerita tentang potongan cerita dengan karakter hewan yang aku buat. Semoga teman-teman suka dan selamat membaca ^__^
Kunang-Kunang Kecil [ Terbang dan Terbang ]
Kunang-Kunang Kecil. Bersembunyi di balik dedaunan. Malu-malu mengintip keluar. Melihat bentangan malam yang luas. Membuat cahaya kecilnya yang manis berkelap-kelip manja. Ia pun perlahan menari, mengerakkan sayapnya dan memamerkan cahayanya. Walau tak seterang bintang-bintang yang tersenyum ramah dilangit sana. Tapi Kunang-Kunang Kecil tetap bangga dan bahagia dengan cahaya kecilnya. Dan ia pun yakin suatu hari kelak cahaya kecilnya akan bersinar terang dan bermanfaat bagi semuanya.
Kunang-Kunang Kecil terus mengepakkan sayap kecilnya dan menjelajahi malam yang indah. bermimpi dan berimaji. Menyapa bulan dan bintang. Melayang-layang diudara yang memberinya semangat. Terbang dan Terbang.
Kunang-Kunang Kecil terus mengepakkan sayap kecilnya dan menjelajahi malam yang indah. bermimpi dan berimaji. Menyapa bulan dan bintang. Melayang-layang diudara yang memberinya semangat. Terbang dan Terbang.
Sabtu, 19 Desember 2015
Rumput Kecil [ Melewati Setiap Waktu ]
Memeluk erat bumi dengan akar-akar halusnya. Melambai lembut tiap helai hijau daunnya. Rumput Kecil, itulah dia. Yang selalu menatap langit tapi tak pernah melupakan bumi. Bumi tempatnya berpijak.
Saat mentari bersinar cerah Rumput Kecil bermandikan cahaya hangatnya. Melihat langit biru cerah yang indah. Dan ketika suasana jadi abu-abu dan butiran cantik nan jernih berjatuhan, menari-nari diudara. Hujan. Rumput Kecil menikmati tiap tetesnya yang menyegarkan tiap jengkal tubuhnya. Aroma basah yang begitu menyegarkan membuat Rumput Kecil lebih bersemangat. Dan lengkungan senyum indah pelangi pun membuat senyum dibibirnya ikut merekah.
Angin sore yang berhembus syahdu begitu menggoda dan menghanyutkan. Rumput Kecil terbuai seakan menerbangkan tubuh mungilnya ke angkasa. Membawanya ke lukisan jingga di ufuk barat yang begitu mempesona. Dimana matahari yang perkasa mengucapkan selamat tidur.
Malam membentangkan selimut hitamnya yang tebal dan nyaman. Kemudian menghiasinya dengan butiran cahaya kerlap - kerlip warna - warni. Bintang. Rumput Kecil tak berkedip menikmati pemandangan indah yang tersaji. Sampai akhirnya ia terlelap bersama mimpi manis yang memanjakannya. Hingga sang mentari kembali menyapanya dan mengucapkan selamat pagi.
Begitulah, hari - hari yang dilewati oleh Rumput Kecil. Sama. Kadang sedikit membosankan tapi jauh lebih menyenangkan. Dan Rumput Kecil ingin melewati setiap waktu dengan rasa syukur dan bahagia.
Saat mentari bersinar cerah Rumput Kecil bermandikan cahaya hangatnya. Melihat langit biru cerah yang indah. Dan ketika suasana jadi abu-abu dan butiran cantik nan jernih berjatuhan, menari-nari diudara. Hujan. Rumput Kecil menikmati tiap tetesnya yang menyegarkan tiap jengkal tubuhnya. Aroma basah yang begitu menyegarkan membuat Rumput Kecil lebih bersemangat. Dan lengkungan senyum indah pelangi pun membuat senyum dibibirnya ikut merekah.
Angin sore yang berhembus syahdu begitu menggoda dan menghanyutkan. Rumput Kecil terbuai seakan menerbangkan tubuh mungilnya ke angkasa. Membawanya ke lukisan jingga di ufuk barat yang begitu mempesona. Dimana matahari yang perkasa mengucapkan selamat tidur.
Malam membentangkan selimut hitamnya yang tebal dan nyaman. Kemudian menghiasinya dengan butiran cahaya kerlap - kerlip warna - warni. Bintang. Rumput Kecil tak berkedip menikmati pemandangan indah yang tersaji. Sampai akhirnya ia terlelap bersama mimpi manis yang memanjakannya. Hingga sang mentari kembali menyapanya dan mengucapkan selamat pagi.
Begitulah, hari - hari yang dilewati oleh Rumput Kecil. Sama. Kadang sedikit membosankan tapi jauh lebih menyenangkan. Dan Rumput Kecil ingin melewati setiap waktu dengan rasa syukur dan bahagia.
Kamis, 17 Desember 2015
Beruang Kecil [ Chapter 3 : Melihat Lebih Jauh ]
Seperti seorang musafir yang terus berkelana tanpa tau tujuan dan dimana akhirnya. Mencari dan mencari. Yah, Beruang Kecil merasa semua sama saja dan bosan. Akhirnya Beruang Kecil memutuskan untuk tidak perduli lagi dengan apapun yang terlihat dilangit biru sana.
Mungkin langit biru terlalu tinggi dan tak terjangkau atau yang terlintas hanya seperti khayalan. Namun pasir dipantai atau rumput dibumi juga tak menunjukkan apa-apa. Ahhhh ..... Beruang Kecil tak mengerti dan tak mau mengerti.
Sepertinya dia harus melihat lebih jauh ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan. Dan Beruang Kecil pun melihat ke taman bunga yang indah. Yang berwarna-warni dengan kupu-kupu, capung dan kumbang yang menari disana.
Walau tak bisa memetik bunga-bunga itu. Tapi Beruang Kecil cukup terhibur melihat senyum manis mereka yang begitu sempurna.
Mungkin langit biru terlalu tinggi dan tak terjangkau atau yang terlintas hanya seperti khayalan. Namun pasir dipantai atau rumput dibumi juga tak menunjukkan apa-apa. Ahhhh ..... Beruang Kecil tak mengerti dan tak mau mengerti.
Sepertinya dia harus melihat lebih jauh ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan. Dan Beruang Kecil pun melihat ke taman bunga yang indah. Yang berwarna-warni dengan kupu-kupu, capung dan kumbang yang menari disana.
Walau tak bisa memetik bunga-bunga itu. Tapi Beruang Kecil cukup terhibur melihat senyum manis mereka yang begitu sempurna.
Senin, 14 Desember 2015
Air .... Kau Begitu Berharga
Air. Benda yang satu ini bisa dibilang yang paling dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup didunia. Bayangkan saja jika tidak ada air didunia ini, pastilah terjadi kekeringan dimana-mana dan semua makhluk hidup akan mati.
Memang sebagian besar dari bumi kita dipenuhi dengan air sekitar %. Namun air laut tidak bisa digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari terutama untuk minum. Harus diproses terlebih dahulu dengan alat canggih dan biaya yang mahal. Walau ada juga orang Indonesia yang pernah membuat alat penyuling air laut menjadi tawar dengan alat seadanya, tapi tetap saja tidak bisa memenuhi kebutuhan akan air. Karena prosesnya yang lama dan cukup sulit.
Manusia membutuhkan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Namun sayangnya tidak semua tempat atau daerah disuatu negara memiliki air bersih yang cukup dan memadai. Apalagi bila kemarau tiba, kemarau panjang pula. Maka air bersih semakin langka dan sulit dicari. Harus menempuh jarak berkilo-kilo meter untuk mendapatkannya, walau hanya sedikit. Bahkan tak jarang air yang tak layak pakai terpaksa digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Dan ditempat tinggal ku, di Kelurahan Bukit Jengkol, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara air bersih khususnya air untuk diminum lumayan sulit didapat. Dan memang bisa dibilang di kecamatan kami termasuk sulit untuk mendapat air untuk minum. Karena kami termasuk daerah laut. Walau sudah membuat sumur tapi kadang airnya tidak bisa digunakan untuk minum dan memasak. Hanya bisa untuk mandi dan mencuci. Karena airnya kadang berwarna kuning kecoklatan dan rasanya agak asam. Dan disaat kemarau sumur-sumur itu kering. Karena itu masyarakat disekitar kami banyak yang membuat sumur bor. Namun karena sumur bor sangat dalam maka rasanya agak payau bahkan kadang asin karena dekat dengan laut. Memang tidak bisa untuk diminum karena kadar besi dan zat-zat berbahaya lainnya yang terkandung dalam air sehingga tidak baik untuk dikonsumsi. Tapi masih bisa digunakan untuk mandi, mencuci dan lain sebagainya. Juga sumur bor tidak kering saat kemarau bahkan kemarau panjang sekalipun.
Namun untunglah, perusahaan Pertamina yang beroperasi di kecamatan kami berbaik hati dengan membagikan air bersih untuk minum dan memasak. Air disimpan dalam tabung besar dan secara otomatis mengisi air. Air dialirkan melalui pipa besi yang berasal dari tanski air Pertamina. Bila air telah tumpah, tandanya air sudah penuh dan tinggal tutup keran airnya. Dan bila air jalannya mulai kecil tandanya air ditabung tinggal sedikit dan putar keran agar air kembali berjalan. Air terus berjalan siang dan malam. Jadi kapanpun kita mau ambil air, tinggal datang dan ambil.
Tabung penyimpanan air dipasang atap yang terbuat dari daun nipah, kelihatan seperti pondok tanpa dinding. Supaya tabung tidak rusak karena terjemur matahari secara langsung. Dan bila ada kerusakan atau sebagainya, kami dimintai sumbangan untuk perbaikan. Sumbangannya seikhlas hati. Dan itu tak jadi masalah, karena kita semua membutuhkan air jadi ga ada salahnya untuk saling berbagi.
Apalagi saat kemarau datang, rasanya sangat membantu sekali dan tidak pusing lagi mikirin air untuk minum. Bahkan banyak orang-orang yang mengambil air bukan hanya untuk minum dan masak tapi untuk keperluan lainnya juga. Dan berkuranglah pengeluaran yang biasanya untuk membeli air sudah bisa dipakai untuk keperluan lainnya.Yang pasti tidak kebingungan lagi mencari air bersih untuk diminum. Karena kalau cuma beli air minum isi ulang belum tentu cukup untuk keperluan memasak. Dan tidak semua orang nyaman minum air isi ulang. Apalagi banyak penjual air isi ulang yang tidak memenuhi standar kesehatan.
Yang mengambila air bukan hanya dari seekitar lingkungan kami saja, tapi dari lingkungan lain yang juga kesulitan air. Saat mengambil air terkadang kita harus mengantri sebentar karena keran air cuma ada dua. Dan yang mengambil air ada yang menggunakan kendaraan bermotor, sepeda, alat pengangkut/sorongan/kereta sorong dan ada juga yang berjalan kaki. Air ditempatkan didalam jirigen sehingga lebih mudah dibawa dan tidak tumpah.
Sudah beberapa bulan yang lalu, saat bulan Ramadhan. Tapi baru sempat posting sekarang, hehe.
- Mamak ku sedang menampung air dan ponakan ku bantu ngeliatin, hehe
- Anak kecil ini mengangkat air dengan menggunakan kereta sorong
- Tabung penampungan air yang dilindungi dari panas degan menggunakan atap
- Lokasi tempat pengambilan air yang cantik untuk jadi objek photo
- Bunga rumput yang cantik
Siput Kecil [ Menikmati Hari Dan Berjalan Perlahan Tapi Pasti ]
Hari ini begitu cerah. Langit biru terbentang. Dan gumpalan awan bulat-bulat kecil bertebaran bagaikan gerombolan domba dipadang rumput. Bahkan awan-awan lainnya seperti lukisan putih dikanvas biru raksasa. Matahari yang bersinar terik tersenyum ramah. Siput Kecil menikmati semuanya dibawah pohon rindang yang sejuk diiringi sepoinya angin lembut. Semua terlihat begitu indah. Terbitlah perasaan nyaman dan hangat.
Siput Kecil ingin selalu menikmati hari-hari yang berlalu dengan senyuman dan rasa bahagia dan nyaman juga hangat seperti ini. Siput Kecil ingin bisa terus melangkah maju walau jalannya lambat dan begitu lambat. Tak perduli seberapa jauh jalan itu, ia akan terus berjalan perlahan. Untuk meraih semua impian di hari depan.
Berjalan, berjalan dan terus berjalan dengan geraknya yang lamban. Terus melewati hari-hari yang indah dengan segudang impian dan semangat. Karena Siput Kecil yakin langkahnya yang lambat itu akan membawanya menuju garis finish. Tak perduli siapapun yang ada dan melewati jalan yang ia lalui. Biar itu kancil, kelinci, ular, rusa, kijang atau jaguar dan singa. Siput Kecil yakin dan akan selalu yakin bahwa dia juga mempunyai kemenangan dan akan sampai digaris finish sesuai yang dia harapkan, walau lambat,
Semangat Siput Kecil ^___^
Siput Kecil ingin selalu menikmati hari-hari yang berlalu dengan senyuman dan rasa bahagia dan nyaman juga hangat seperti ini. Siput Kecil ingin bisa terus melangkah maju walau jalannya lambat dan begitu lambat. Tak perduli seberapa jauh jalan itu, ia akan terus berjalan perlahan. Untuk meraih semua impian di hari depan.
Berjalan, berjalan dan terus berjalan dengan geraknya yang lamban. Terus melewati hari-hari yang indah dengan segudang impian dan semangat. Karena Siput Kecil yakin langkahnya yang lambat itu akan membawanya menuju garis finish. Tak perduli siapapun yang ada dan melewati jalan yang ia lalui. Biar itu kancil, kelinci, ular, rusa, kijang atau jaguar dan singa. Siput Kecil yakin dan akan selalu yakin bahwa dia juga mempunyai kemenangan dan akan sampai digaris finish sesuai yang dia harapkan, walau lambat,
Semangat Siput Kecil ^___^
Kamis, 10 Desember 2015
Hujan Panas .... Hujan Yang Mengandung Mitos
Tadi siang, disaat matahari sedang bersinar dengan teriknya dan begitu menyengat, tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya. Awalnya aku mendengar suara tetesan air yang begitu deras, hujan. Tapi aku merasa ga mungkin hujan karena matahari begitu panas bersinar dan tak ada awan mendung. Tapi saat ku lihat tetesan air hujan yang begitu derasnya, ternyata benar itu hujan yang turun ditengah hari yang panas.
Aku menikmati tiap tetesnya yang berjatuhan ditengah panas. Terlihat unik dan beda. Karena biasanya yang namanya hujankan identik dengan cuaca mendung yang gelap dan dingin. Tapi karena hujan ditengah panas, jadilah hujan yang cerah dan panas.
Dari jendela kantorku, aku pandangi hujan yang unik ini. Kebetulan didepan kantor ku ada setapak tanah yang dipenuhi rerumputan. Karena hujan panas, maka rerumputan yang basah terkena hujan kemudian terkena sinar matahari dan bergoyang-goyang karena tetesan hujan, terlihat bergitu berkilau dan indah seperti permata.
Jalanan yang beraspal mengeluarkan asap dan aroma terbakar, kalau aku bilang bau aspal. Seperti bara api yang disiram air. Ya jelaslah jalanan itu mengeluarkan asap, karena jalanan yang sedari tadi terjemur terik matahari kemudian tersiram air hujan yang deras.
Dan banyak juga rombongan burung-burung yang berterbangan karena kebasahan. Ya, karena hujannya begitu deras dan turun tiba-tiba. Tanpa awan mendung dan tanpa gerimis, langsung turun dengan bergitu deras.
Begitu juga dengan rombongan monyet-monyet yang sedari tadi asyik bermain dan berayun didahan pohon dan berkejaran direrumputan. Terlihat sibuk berlari mencari tempat berlindung dipohon yang lebat. Dan memang sedari tadi aku memang asyik memperhatikan monyet-monyet yang tiada henti bercanda.
Sementara anak-anak kecil, begitu asyik berlarian dan bersepeda ditengah hujan. Terpancar rona ceria dan senang diwajah-wajah lugu mereka.
Aku berharap ada pelangi yang muncul. Karena biasanya kan sehabis hujan ada pelangi. Apalagi ini hujan panas, pasti tetesan yang terkena sinar matahari akan memunculkan pelangi dilangit. Tapi saat aku melihat kelangit, tak ada pelangi. Saat aku pulang kerja, aku melihat ke seluruh penjuru langit (hehe,lebay banget bahasanya) sampai aku kelihatan seperti orang aneh, karena ngeliat ke atas terus sambil jalan. Pelangi tetap tak ada. Sedikit kecewa, tapi gimana lagi. Mudah-mudahan lain kali ada pelangi yang muncul ^___^
Tapi ngomong-ngomong soal hujan panas (hujan yang turun ditengah terik matahari) atau disebut juga "Sunshower" ternyata ada mitos yang terselip didalamnya. Kalau didaerah ku ada mitos yang mengatakan "Kalau ada hujan panas, itu tandanya ada orang yang meninggal karena kecelakaan. Atau ada yang meninggal berdarah. Meninggal mendadak". Dan didaerah lain, pasti banyak mitos yang berbeda tentang hujan panas.
Berhubung aku pecinta Korea dan sangat suka dengan drama korea. Ada salah satu drama korea favorit ku yang didalamnya ada mitos tentang hujan panas. Drama korea My Girl Friend Is Gumiho. Di drama itu ada adegan saat miho (siluman rubah ekor 9) merasa sangat sedih karena patah hati dan kemudian hujan tiba-tiba turun dengan derasnya membuat semua orang jadi kebingungan, padahal hari sangat panas terik.
Dan ternyata, menurut legenda di korea, cina dan jepang, hujan panas itu terjadi karena siluman rubah ekor 9 sedang mengalami kesedihan dan menangis. Dan air hujan yang jatuh itu adalah air matanya Gumiho/ siluman rubah ekor 9. Dan mereka menyebut hujan panas itu dengan nama "Hujan Rubah" atau "Fox Rain".
Jadilah aku sedikit mengkhayal, bahwa hujan yang turun dipanas terik ini disebabkan karena gumiho lagi sedih. Dan tiap tetes air yang jatuh adalah air mata gumiho. Haha, gini nih akibat kecanduan drama korea, jadi khayalan tingkat tinggi.
Aku menikmati tiap tetesnya yang berjatuhan ditengah panas. Terlihat unik dan beda. Karena biasanya yang namanya hujankan identik dengan cuaca mendung yang gelap dan dingin. Tapi karena hujan ditengah panas, jadilah hujan yang cerah dan panas.
Dari jendela kantorku, aku pandangi hujan yang unik ini. Kebetulan didepan kantor ku ada setapak tanah yang dipenuhi rerumputan. Karena hujan panas, maka rerumputan yang basah terkena hujan kemudian terkena sinar matahari dan bergoyang-goyang karena tetesan hujan, terlihat bergitu berkilau dan indah seperti permata.
Jalanan yang beraspal mengeluarkan asap dan aroma terbakar, kalau aku bilang bau aspal. Seperti bara api yang disiram air. Ya jelaslah jalanan itu mengeluarkan asap, karena jalanan yang sedari tadi terjemur terik matahari kemudian tersiram air hujan yang deras.
Dan banyak juga rombongan burung-burung yang berterbangan karena kebasahan. Ya, karena hujannya begitu deras dan turun tiba-tiba. Tanpa awan mendung dan tanpa gerimis, langsung turun dengan bergitu deras.
Begitu juga dengan rombongan monyet-monyet yang sedari tadi asyik bermain dan berayun didahan pohon dan berkejaran direrumputan. Terlihat sibuk berlari mencari tempat berlindung dipohon yang lebat. Dan memang sedari tadi aku memang asyik memperhatikan monyet-monyet yang tiada henti bercanda.
Sementara anak-anak kecil, begitu asyik berlarian dan bersepeda ditengah hujan. Terpancar rona ceria dan senang diwajah-wajah lugu mereka.
Aku berharap ada pelangi yang muncul. Karena biasanya kan sehabis hujan ada pelangi. Apalagi ini hujan panas, pasti tetesan yang terkena sinar matahari akan memunculkan pelangi dilangit. Tapi saat aku melihat kelangit, tak ada pelangi. Saat aku pulang kerja, aku melihat ke seluruh penjuru langit (hehe,lebay banget bahasanya) sampai aku kelihatan seperti orang aneh, karena ngeliat ke atas terus sambil jalan. Pelangi tetap tak ada. Sedikit kecewa, tapi gimana lagi. Mudah-mudahan lain kali ada pelangi yang muncul ^___^
Tapi ngomong-ngomong soal hujan panas (hujan yang turun ditengah terik matahari) atau disebut juga "Sunshower" ternyata ada mitos yang terselip didalamnya. Kalau didaerah ku ada mitos yang mengatakan "Kalau ada hujan panas, itu tandanya ada orang yang meninggal karena kecelakaan. Atau ada yang meninggal berdarah. Meninggal mendadak". Dan didaerah lain, pasti banyak mitos yang berbeda tentang hujan panas.
Berhubung aku pecinta Korea dan sangat suka dengan drama korea. Ada salah satu drama korea favorit ku yang didalamnya ada mitos tentang hujan panas. Drama korea My Girl Friend Is Gumiho. Di drama itu ada adegan saat miho (siluman rubah ekor 9) merasa sangat sedih karena patah hati dan kemudian hujan tiba-tiba turun dengan derasnya membuat semua orang jadi kebingungan, padahal hari sangat panas terik.
Dan ternyata, menurut legenda di korea, cina dan jepang, hujan panas itu terjadi karena siluman rubah ekor 9 sedang mengalami kesedihan dan menangis. Dan air hujan yang jatuh itu adalah air matanya Gumiho/ siluman rubah ekor 9. Dan mereka menyebut hujan panas itu dengan nama "Hujan Rubah" atau "Fox Rain".
Jadilah aku sedikit mengkhayal, bahwa hujan yang turun dipanas terik ini disebabkan karena gumiho lagi sedih. Dan tiap tetes air yang jatuh adalah air mata gumiho. Haha, gini nih akibat kecanduan drama korea, jadi khayalan tingkat tinggi.
Ngantor Bareng My Maroon ^___^
Pagi ini langit terlihat cerah. Matahari tersenyum menantang. Dan awan-awan menggumpal manis. Aku pun berangkat bekerja. Tapi kali ini aku bersama Maroon, my Maroon (Sepeda ku tercinta, hehe).
Berhubung Bapak ku lagi ga dirumah. Jadinya ga ada yang nganterin kau pergi kerja. Soalnya aku dan Mamak ku ga bisa naik sepeda motor (dulunya bisa tapi karena pernah jatuh, jadi trauma), bisanya cuma naik sepeda, hehe. Lagian kalau bisa bawa sepeda motor, tetap aja naik sepeda karena motornya dipakai sama Bapak ku.
Rasanya menyenangkan karena udah lama ga sepedaan, walau agak ngos-ngosan juga, hehe. Menikmati setiap dayungan sepeda, diiringi dengan debu dan polusi yang bertebaran. Maklumlah karena pengendara kendaraan bermotor yang lebih menguasai jalan, sedangkan yang naik sepeda bisa diitung saking dikitnya.
Beda dong dengan negara luar yang mencintai sepeda dan menghargai pengendara sepeda. Makanya dibuat jalur khusus dan diistimewakan. Karena memang bersepeda itu menyehatkan, sehat badan dan juga kantong, haha. Dengan bersepeda berarti kita sudah berolah raga. Mengurangi polusi juga lebih menghemat biaya karena tanpa bensin. Jadi lebih ramah lingkungan.
Tapi sayangnya orang-orang Indonesia gengsinya gede banget. Malu kalau pakai sepeda. Dibilang kampungalah, jadul lah, ga gaul lah, ga asyik lah, capek lah, dan banyak lagi alasan lainnya. Padahal mereka tau betapa besarnya manfaat bersepeda.
Apapun kata mereka tentang sepeda, aku tetap cinta sepeda. Bukan hanya karena aku ga bisa bawa sepeda motor, tapi walaupun aku udah mahir naik sepeda motor tetap aja aku cinta sepeda dan bangga naik sepeda. Karena bersepeda itu meyenangkan dan menyehatkan ^___^
Berhubung Bapak ku lagi ga dirumah. Jadinya ga ada yang nganterin kau pergi kerja. Soalnya aku dan Mamak ku ga bisa naik sepeda motor (dulunya bisa tapi karena pernah jatuh, jadi trauma), bisanya cuma naik sepeda, hehe. Lagian kalau bisa bawa sepeda motor, tetap aja naik sepeda karena motornya dipakai sama Bapak ku.
Rasanya menyenangkan karena udah lama ga sepedaan, walau agak ngos-ngosan juga, hehe. Menikmati setiap dayungan sepeda, diiringi dengan debu dan polusi yang bertebaran. Maklumlah karena pengendara kendaraan bermotor yang lebih menguasai jalan, sedangkan yang naik sepeda bisa diitung saking dikitnya.
Beda dong dengan negara luar yang mencintai sepeda dan menghargai pengendara sepeda. Makanya dibuat jalur khusus dan diistimewakan. Karena memang bersepeda itu menyehatkan, sehat badan dan juga kantong, haha. Dengan bersepeda berarti kita sudah berolah raga. Mengurangi polusi juga lebih menghemat biaya karena tanpa bensin. Jadi lebih ramah lingkungan.
Tapi sayangnya orang-orang Indonesia gengsinya gede banget. Malu kalau pakai sepeda. Dibilang kampungalah, jadul lah, ga gaul lah, ga asyik lah, capek lah, dan banyak lagi alasan lainnya. Padahal mereka tau betapa besarnya manfaat bersepeda.
Apapun kata mereka tentang sepeda, aku tetap cinta sepeda. Bukan hanya karena aku ga bisa bawa sepeda motor, tapi walaupun aku udah mahir naik sepeda motor tetap aja aku cinta sepeda dan bangga naik sepeda. Karena bersepeda itu meyenangkan dan menyehatkan ^___^
Rabu, 09 Desember 2015
Liburrrrr....... Terima Kasih PILKADA, haha :D
Hari ini ditanggal 09 Desember 2015 diadakan Pilkada serentak diseluruh Indonesia. Eittss... tapi aku bukan mau membahas soal Pilkada ya, sama sekali tidak. Tapi yang aku bahas soal liburnya, haha.
Karena Pilkada kali ini diadakan serentak, maka terjadilah libur nasional tanpa warna merah dikalender. Dan hari libur ini disambut hangat oleh seluruh anak sekolahan dan karyawan/pekerja diseluruh Indonesia, salah satunya ya aku, hahaha.
Ditambah lagi didaerah kami memang tidak ada pemilihan kepala daerah. Karena aku tinggal dikabupaten Langkat. Dan kebetulan kami baru saja memilih Bupati beberapa tahun lalu dan masa jabatannya masih panjang. Begitu juga dengan gubernurnya, baru beberapa tahun lalu kami pilih. Walaupun gubernur kami (Sumatera Utara) Pak Gatot sedang terkena kasus korupsi, tapi tetap saja masih ada wakil gubernur yang menggantikan sampai masa jabatan berakhir beberapa tahun lagi. Dan bisa dibilang hanya sedikit kabupaten dan kota madya yang ada di Sumatera Utara yang tidak mengadakan pemilihan karena masa jabatan kepala daerah kami masih belum habis. Sedangkan daerah lainnya seperti kota madya Binjai, Medan, kabupaten Karo, Asahan, Toba Samosir, Nias dan banyak lagi, mereka mengadakan Pilkada serentak hari ini.
Oleh karena itu, aku berterima kasih sekali kepada pemerintah yang sudah mengadakan Pilkada serentak, sehingga bagi kami yang tidak memilihpun masih bisa ikutan libur, senangnya. Tapi sebenarnya tidak semua pekerja didaerah ku yang bisa menikmati hari libur. Hanya sekolahan, kantor pemerintahan, perusahaan pertamina dan beberapa tempat usaha lain saja yang memberikan jatah libur. Sementara yang lainnya tetap bekerja.
Karena Pilkada kali ini diadakan serentak, maka terjadilah libur nasional tanpa warna merah dikalender. Dan hari libur ini disambut hangat oleh seluruh anak sekolahan dan karyawan/pekerja diseluruh Indonesia, salah satunya ya aku, hahaha.
Ditambah lagi didaerah kami memang tidak ada pemilihan kepala daerah. Karena aku tinggal dikabupaten Langkat. Dan kebetulan kami baru saja memilih Bupati beberapa tahun lalu dan masa jabatannya masih panjang. Begitu juga dengan gubernurnya, baru beberapa tahun lalu kami pilih. Walaupun gubernur kami (Sumatera Utara) Pak Gatot sedang terkena kasus korupsi, tapi tetap saja masih ada wakil gubernur yang menggantikan sampai masa jabatan berakhir beberapa tahun lagi. Dan bisa dibilang hanya sedikit kabupaten dan kota madya yang ada di Sumatera Utara yang tidak mengadakan pemilihan karena masa jabatan kepala daerah kami masih belum habis. Sedangkan daerah lainnya seperti kota madya Binjai, Medan, kabupaten Karo, Asahan, Toba Samosir, Nias dan banyak lagi, mereka mengadakan Pilkada serentak hari ini.
Oleh karena itu, aku berterima kasih sekali kepada pemerintah yang sudah mengadakan Pilkada serentak, sehingga bagi kami yang tidak memilihpun masih bisa ikutan libur, senangnya. Tapi sebenarnya tidak semua pekerja didaerah ku yang bisa menikmati hari libur. Hanya sekolahan, kantor pemerintahan, perusahaan pertamina dan beberapa tempat usaha lain saja yang memberikan jatah libur. Sementara yang lainnya tetap bekerja.
Beruang Kecil [ Chapter 2 : Kabut Kabut ]
Beruang Kecil bersantai dibawah rindang ranting cemara. Dan kembali ia melihat langit, dan tetap sama, tak ada yang terlihat. Entah sudah ke sekian kalinya ia melihat langit biru, tapi tetap kosong. Beruang Kecil mencoba melihat lebih jauh dan lebih jeli. Dan ternyata ada sekelebat yang terlintas disana. Kabut. Terlihat samar dan memudar. Beruang Kecil jadi kecewa. Apa yang dilihat ternyata tak seperti yang diharapkannya.
Ahhh....... seakan sia-sia apa yang dilakukannya. Jadi malas melihat langit biru dan melihat apapun. Karena semua yang dilakukan Beruang Kecil seperti tiada artinya saja. Menyebalkan. Dan sepertinya Beruang Kecil harus menetralkan semuanya. Kembali keadaan yang biasa. Tak perlu memikirkan apa-apa lagi.
Tapi sudahlah. Semua bisa saja terjadi. Dan langit biru masih begitu luas dan apapun masih bisa melintas dan terlihat disana. Beruang Kecil mencoba mendamaikan hatinya. Merekahkan senyumnya. Dan.... berharap semoga dibalik kabut itu, ada pelangi putih yang manis ^___^
Ahhh....... seakan sia-sia apa yang dilakukannya. Jadi malas melihat langit biru dan melihat apapun. Karena semua yang dilakukan Beruang Kecil seperti tiada artinya saja. Menyebalkan. Dan sepertinya Beruang Kecil harus menetralkan semuanya. Kembali keadaan yang biasa. Tak perlu memikirkan apa-apa lagi.
Tapi sudahlah. Semua bisa saja terjadi. Dan langit biru masih begitu luas dan apapun masih bisa melintas dan terlihat disana. Beruang Kecil mencoba mendamaikan hatinya. Merekahkan senyumnya. Dan.... berharap semoga dibalik kabut itu, ada pelangi putih yang manis ^___^
Selasa, 08 Desember 2015
Bukit Lawang
Kami berangkat dari rumah sekitar jam 6 pagi. Cuaca agak kurang bersahabat, karena mendung dan gerimis. Kami sedikit resah, karena takut hujan deras dan kami tidak bisa mandi-mandi dan jaaln-jalan disana. Apalagi ditahun 2003 di bukit lawang pernah terjadi banjir bandang yang menelan banyak korban. Sehingga bila hari hujan pastilah kita takut tejadi banjir bandang.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 4 jam dengan kilometer sekitar 160an Km. Perjalanan yang jauh sedikit membuat jenuh dan bokong terasa panas karena duduk terus, hehe. Apalagi banyak jalan yang rusak terutama didaerah perkampungan dan semakin dekat dengan tempat tujuan.
Dan saat sampai ke kawasan, kami pun dimintai uang masuk, karena kami naik mobil (mobil sewaan hehe) jadi hitungannya sedikit lebih murah dari pada perorangan. Kemudian saat tiba ditempat, maka kami kembali dimintai uang parkir.
Kami pun segera turun dari mobil, hatipun senang dan ingin cepat-cepat mandi di sungai yang jernih dan sejuk. Kami pun berjalan mencari tempat strategis untuk bersantai. Naik turun tangga, lihat kanan kiri dan tak lupa bernarsis ria, kamera beraksi, haha.
- Aku dan Bapak ku narsis dijembatan, padahal ga lewat jembatan cuma numpang photo doang, haha
- Beberapa penginapan yang ada di Bukit Lawang
- Pondok-Pondok Untuk Santai Dilihat Dari Atas
- Judi. Bahkan ditempat wisata sekalipun masih banyak yang bermain judi. Judi tebak angka, biasanya angka dadu.
- Naik tangga dan tetap photo-photo
Sampai lah kami ke pondok didepan sungai. Dan kami pun sedikit bingung memilih pondok mana yang pas untuk bersantai. Tapi karena sudah lelah dan lapar, jadi kami tidak berlama-lama memilih. Tanya harga dan sedikit nego/tawar-menawar, maka terpilih lah pondoknya dengan harga100ribuan. Pondoknya cukup besar dan sudah lengkap dengan tikarnya, dan pastinya bisa memuat seluruh keluarga ku yang cukup ramai, haha.
Dan saatnya bersantai melepas lelah kemudian makan melepas lapar. Tapi tetap, photo-photonya jangan lupa, sebagai kenang-kenangan.
Selesai makan, anak-anak pada mandi sungai. Tapi kami orang dewasanya belum mau mandi, tapi masih pengen nyantai dan menikmati pemandangan sekalian narsis lagi, haha.
Karena rencanya kami ingin naik gunung (sebenarnya bukan naik gunung beneran, hanya sedikit mendaki kaki gunung leuser) untuk melihat orang utan yang ada disana. Dulu sebelum terjadi banjir bandang, orang utan dan berbagai spesies monyet lainnya ditempatkan dibawah sini sekitar sungai didalam kandang, sehingga para pengunjung bisa melihat. Tapi saat banjir terjadi, banyak orang utan dan monyet lainnya mati karena terbawa arus banjir dan mati dalam kandang karena terkurung dan tidak bisa menyelamatkan diri. Sejak itu, orang utan dilepaskan dialam bebas namun tetap diberi makan oleh petugas. Dan saat jam makan itulah kita bisa melihat orang utan. Mereka diberi makan 2 kali sehari sekitar jam 9-10 pagi dan jam 3-4 sore. Selebihnya mereka mencari makan sendiri dihutan.
Jadi menunggu waktu, kami habiskan untuk beristirahat sambil photo-photo lagi.
- Keluarga Ku ( Mamak, Bapak, Bibi, Sepupu Dan Ponakan ) Istirahat lalu makan sambil narsis
- Mamak Dan Bapak ku berduaan, Romantis ni yeeee :)
- Aku, Mamak Dan Bapak ku, makan sambil narsis
- Air sungainya deras, dan sangat cocok bagi mereka yang suka bermain ban-banan ( ban dalam bekas truk yang besar yang diikat tali untuk tempat duduk )
- Keindahan tempat wisata jadi rusak karena sampah
- Banyak jembatan disini, untuk penyebrangan ke tempat penginapan dan ke tempat lainnya.
- Bapak ku narsis diatas jembatan dan aku photo dari bawah. Harus di zoom, karena jarak dari sungai ke jembatan cukup tinggi, mungkin sekitar 20an meter
- Gaya terussss :D
- Ayo-ayo... siapa yang mau menyewa ban
- Sepupu, Bibi Dan Ponakan ku pada narsis semua
- Keceriaan bocah-bocah
Kata pemandu wisatanya, sekitar jam 1-2 kami harus berkumpul dipinggir sungai tempat penyebrangan menuju kaki gunung leusur tempat orang utan diberi makan. Memang menuju kesana harus menyebrangi sungai dulu, dan kita akan menyebrang dengan menggunakan persahu karet.
Biaya untuk melihat orang utan perorangnya sekitar 80ribu, tapi kalau perginya satu rombongan/ramai maka harganya dikurangi. berhubung kami banyak yang ikut jadi biayanya cuma sekitar 40ribuan.
Jadi kami segera berangkat menuju kesana. Memang ada beberapa orang ponakan dan seorang bibi juga sepupu ku yang tidak ikut. Jadi mereka tetap tinggal dipondok dan ponakan ku ngelanjutin mandi.
- Narsis lagi sebelum nyebrang
- Berpose di anak tangga
Jalan menuju tempat penyebrangan melewati pasar tempat penjualan aksesoris dan suvenir untuk oleh-oleh dari bukit lawang. Segala jennis suvenir ada dijual disini, mulai dari baju, tas, sepatu, sandal, patung dan ukiran, gelang, cincin, kalung, gantungan kunci, pulpen, lukisan, topeng dan masih banyak lagi, dn semuanya berbau orang utan pastinya ( bukan bau badan orang utan ya, haha, tapi maksudnya semuanya ada ciri khas orang utannya). Makanan dan minuman juga tersedia, tinggal siapkan uang yang banyak aja agar bisa menikmati semua yang kita inginkan. Dan memang semua makanan dan minuman yang dijual harganya lebih mahal dari biasanya, maklum lah tempat wisata. Kami pun tak lupa membeli oleh-oleh, sepupu dan bibi ku membeli baju. Aku membeli gantungan kunci winnie the pooh, gelang dan pulpen dari bahan bambu bertuliskan bukit lawang dan bisa ditulis dengan nama kita juga. Jadi, sambil lewat sambil belanja oleh-oleh deh.
- Ayo belanja
Ini jembatan tempat Bapak ku tadi berphoto, dan saking tingginnya kamer harus di zoom karena aku moto dari bawah. Dan kami pun kembali berphoto disini sambil mau jalan-jalan dijembatan paling tinggi disini. Eh belum sampai ditengah, aku, mamakku dan bibiku udah balik karena pusing, mual dan ngeri saat ngeliat ke bawah. Waduh, aku langsung parno dan ngayal ga jelas. Aku bayangkan kalo ni jembatan putus, kami bakal nyemplung dan hanyut terbawa arus sungai.
Tapi bapak ku, sepupu, ponakan dan seorang bibi ku malah nyantai menikmati pemandangan dari atas jembatan. Dan mereka ga ngerasa takut, mual dan pusing sama sekali, salut dah.
Tapi tetap aja, selalu ada kesempatan buat berpose manis, haha. Dan setelah puas berphoto, kami pun melanjutkan perjalanan.
- Pose lagi, haha
- Hati-hati turunnya buuu...
- Emak dan Anak gaya terus
- Gaya ni ye pak, haha
- Pepohonan dan Sungai yang indah
Kami pun akhirnya sampai ditempat penyebrangan, cukup jauh juga dari pondok menuju kemari. Mungkin sekitar 1 km. Namun karena jalannya nyantai, sambil belanja dan photo-photo, makanya ga terasa.
Sesampainya disana, petugas pemandu mengatakan kami harus menunggu. Karena masih ada rombongan wisatawan lainnya yang mau naik gunung juga namun mereka belum sampai. Kami pun memutuskan untuk berphoto lagi sambil melihat-lihat alam sekitar yang indah. Ternyata disini sungainya lebih lebar dan lebih indah juga bersih. Karena tidak ada orang yang mondok disini. Karena disini cuma tempat nyebrang, penginapan dan ada beberapa warung kopi. Tidak ada pondok dan orang yang mandi-mandi disini, paling ada hanya orang yang main ban dan melihat air terjun.
Dan memang air terjunnya sangat cantik. Kami pun segera berpose dan mengabadikannya. Ingin melihat dari dekat tapi tempatnya harus menyebrang dan sulit. Jadi ga bisa deh kesana. Aku melihat air terjun yang agak jauh, tapi tidak perlu menyebrang untuk meneuju kesana. Aku ingin kesana, tapi Bapak ku ga ngijinin, karena jalannya cukup curam. Aku terus memaksa, apalagi banyak orang yang terus berdatangan kesana. Bapak ku tetap ga memberi ijin, dengan alasan takut aku jatuh lah, apalagi aku kan orangnya ceroboh. Tapi aku tetap memaksa dan merengek. Akhirnya bapak ku memberi ijin dengan syarat bapakku juga harus ikut. Aku, bapak ku, sepupu, bibi dan ponakanku ikut. Mamak ku ga berani ikut, takut jatuh. Kami pun berangkat, melewati tebing atau bukit yang dipenuhi pohon besar, hanya jalan setapak yang sangat licin karena memang gerimis turun dan cukup deras. Ditambah lagi air yang menetes dari pinggir tebing dan akar pohon, menambah licin jalan itu. Jalannya benar-benar sulit, terpeleset sedikit saja maka kita akan jatuh ke dalam sungai yang airnya dalam dan sangat deras. Maka kami tidak ada yang berani memakai alas kaki. Kami saling berpegangan dan berjalan sangat pelan dan hati-hati sekali.
Dan akhirnya sampai juga ke tempat tujuan. Subhanallah, air terjunnya cantik banget. Air terjunnya memang tinggi tapi tidak langsung terjun ke bawah. Airnya mengalir melalui tebing batu yang berbelok-belok mengikuti bentuk batu. Barulah agak ke bawah airnya mulai terjun tapi seperti terpisah-pisah dan dibawahnya aliran aair yang tumpah membentuk seperti kolam kecil yang agak lebar dan bulat tapi tidak dalam, tak sampai se betis dan anak-anak juga orang dewasa banyak yang berendam didalamnya. Aliran air erjun yang jatuh ke tanah seperti kolam lalu mengalir lagi dan jatuh ke dalam sungai. Dan kami pun segera berpose dan jepreeetttt, haha. Lalu aku segera menuju air terjun dan mandi dan ini pertama kalinya dalam hidup ku mandi air terjun ( Senyum bahagia ^_^ ). Tapi aku ga bisa berlama-lama mandi air terjun, karena gerimis makin deras dan lebat. Bapakku mengajak kami segera kembali. Karena takut hujan deras dan jalan semakin licin dan susah dilewati. Dan kami pun kembali walau aku agak sedikit kecewa karena ga bisa mandi air terjun sampai puas. Tapi, setidaknya aku udah ngerasain mandi air terjun, heeemmm... senangnya :D
- Air Terjun Yang Mempesona
- Tampung Air
- Photo lagi photo lagi :D
- Ini dia ni air terjun yang sedikit tersembunyi, agak jauh dan sulit dijangkau dan tapi cantik
- Jalan setapak yang sulit pun dilewati demi air terjun
- Akhirnya sampai juga di air terjun cantik
Sudah satu jam lebih kami menunggu. Setelah puas selfi, menikmati air terjun dan pemandangan yang indah tapi tetap saja kami belum berangkat. Dan hujan yang tadinya hanya gerimis berubah menjadi deras. Kami berteduh diwarung kopi dan disana juga banyak orang-orang yang ingin menyebrang dan naik gunung untuk melihat orang utan. Wajah mereka juga terlihat cemas sama seperti kami yang cemas karena takut tidak bisa melihat orang utan. Ya, petugas pemandu wisata mengatakan, kalau mereka tidak berani membawa kami mendaki bila hujan turun. Karena takut angin kencang dan tertimpa pohon. Jalan juga licin dan takut terjadi banjir bandang. Dan kami pun kembali menunggu sambil berdoa semoga hujannya berhenti.
Setelah lama menunggu akhirnya hujanpun reda walau masih mendung. Kami pun segera menunggu ditepi sungai untuk disebrangkan. Banyak wisatawan yang antri juga ingin menyebrang, bahkan para bule/wisatan luar negeri.
Kami menyebrang menggunakan perahu karet. Karena airnya sangat deras, maka untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan maka perahu itu diikat tali. Seorang petugas memegang tali dan diseberang sana juga ada seorang petugas yang memegang tali. Mereka menarik tali seperti petugas upacara menarik tali bendera dan juga mirip seperti orang menarik tali timba disumur, hehe. Di tengah sungai yang deras juga ada petugas yang membantu mendorong perahu agar cepat sampai dan tidak hanyut karena tekanan arus sungai yang sangat deras.
Bapakku dan saudara ku yang lainnya lebih dulu menyebrang. Tidak bisa terlalu banyak penumpang karena perahunya bisa terbalik dan tenggelam. Kemudian aku, mamakku dan saudara ku yang lainnya dan beberapa wisatawan lain juga menyebrang. Awalnya aku sangat takut dan berpikir yang aneh-aneh. Aku bayangkan kalau perahu itu terbalik lalu kami hanyut dan tenggelam. Banyak lagi pikiran aneh lainnya dan aku pun terus berdoa. Tapi setelah naik diatas perahu dan perahu pun menyeberang, aku justru merasa nyaman dan senang dan rasanya sangat seru terkena gelombang arus yang deras.
Sesampainya disebrang kami tidak langsung mendaki. Kami melihat-lihat pemandangan sekitar dan istirahat sejenak di posko yang juga berisi pusat informasi tentang orang utan dan Taman Nasional Gunung Leuser.
Dan aku pun segera mendatangi air terjun yang sejak awal sudah aku lihat tapi belum aku datangi karena letaknya memang disebrang sungai. Dan setelah kami menyebrang baru lah kami bisa melihat dari dekat tapi ga bisa mandi. Karena tempatnya yang sangat curam dan terjal juga airnya langsung jatuh ke sungai yang dalam.
- Ini air terjun yang terlihat dekat, berada disebrang sungai
Setelah Mamak ku dan sepupu ku sampai ke posko, aku kembali mendaki. Bapak ku dan saudara ku yang lain juga petugas pemandu dan wisatawan lainnya sudah agak jauh. Aku harus buru-buru dan ditempat yang agak rata aku sedikit berlari. Karena semakin ke atas banyak daerah yang rata dan tdak ada jurang juga ada jalan yang memang dibuat untuk para wisatawan. Walaupun tidak terlalu banyak jalan yang rata karena selanjutnya kembali bertemu dengan tanjakan, jalan licin yang sempit dan bebatuan juga jurang. Dan kaki mulai pegal dan betis teras keram dan berat. Maklum jarang olah raga.
Setelah kurang lebih setengah jam jam kami berjalan melewati hutan yang cukup lebat, akhirnya kami sampai juga dilokasi tempat memberi makan orang utan. Ditempat itu dipasang beroti/papan untuk tempat petugas dan orang utan duduk saat diberi makan.
Kami penasaran ingin melihta orang utan secara langsung dan dari dekat. Tapi orang utan yang dinanti-nanti tak datang-datang. Petugas memanggil dengan suara khas yang mirip suara monyet tapi terdengar deperti jeritan suara "ooooouuuuuwwww" lalu petugas memukul-mukul pohon besar dengan kayu, katanya itu tanda orang utan mau dikasi makan. Saat mendengar suara itu orang utan pasti datang. Sudah beberapa menit petugas melakukan ritual pemanggilan orang utan, tapi si orang utan tak datang-datang juga. Sebagian pengnjung mulai resah dan ada yang mengira petugasnya bogong. Kami juga resah, takut orang utannya ga datang. Karena hutan begitu luas, bisa aja orang utannnya udah sampai dimana-mana. Walaupun kata petugasnya, orang utan itu memang tinggal didekat sini dan membuat sarang disekitar sini. Tapi kami tetap resah karena orang utan tak kunjung datang.
Dan setelah hampir 10 menit, akhirnya mulai kelihatan batang hidung di orang utan, haha, padahal yang terlihat bulunya yang berwarna coklat agak dari kejauhan, hehe. Dan semua wisatawan bersorak senang termasuk kami.
Orang utan turun dengan perlahan, sedikit malu-malu karena banyak fans yang menantinya, haha. Kata petugas, kami tidak boleh berisik karena orang utannya ga mau turun kalau berisik dan bahkan bisa marah.
Orang utan semakin turun dan mendekat. Dan wisatawan semakin mendekat ke dekat tempat pemberian makan yang dibatasi pagar bambu. Aku juga semakin mendekat dan beraksi menjadi photographer, haha. Dan Semua wisatawan lain juga mengeluarkan kameranya, mulai dari kamera handphone, tablet, kamera poket sampai kamera DSLR. Semuanya ga mau ketinggalan untuk mengabadikan si orang utan yang seperti artis saja, haha.
Bapak ku mewanti-wanti agar aku jangan terlalu dekat, katanya nanti kalau orang utannya marah aku bakal digigit. Waduh udah kayak anak kecil aja aku ya (Maklum lah anak manja, anak mami papi, hihi).
Tapi ada hal lucu juga sedikit memalukan untuk ku. Ternyata nama orang utannya adalah Juli, sama dengan nama ku. Waduh, aku malu banget. Apalagi Bapak ku dan sepupu ku juga ngeledikin aku. Untung saja orang lain ga tau nama ku (ya jelas ga tau lah, secara ga saling kenal, haha). Dan lucunya, awalnya Bapak ku sedikit keheranan dan bertanya pada ku kenapa banyak yang tau nama ku dan manggil nama ku, lalu aku jelaskan yang dipanggil itu orang utan bukan aku, karena nama kami sama. Eh, Bapak ku malah jadi negeledekin.
Si orang utan diberi pisang sama petugas, satu sisir pisang. Lalu memberikan satu pisang ke tangan anak orang utan yang umurnya sekitar 2 tahun, masih digendong walau sebenarnya udah bisa jalan sendiri tapi lambat. Dan petugas harus menyembunyikan pisang lainnya didalam tas dan tasnya juga disembunyikan. Karena kalau pisangnya abis, orang utannya minta lagi dan bakal meriksa kedalam tas petugas. Padahal pisangnya mau dibagikan ke orang utan lainnya.
Orang utannya mau nambah lagi karena pisangnya udah abis. Di ingin menarik tas petugas yang ternyata kelihatan, petugas menarik tasnya. Orang utan masih penasaran dengan pisangnya. Kemudian petugas menjahili orang utan, mereka memberikan kulit pisang dan ternyata orang utanny tau dia dibohongi. Kulit pisangnya dicampakkan dengan kesal.
Kemudian orang utan itu diberi pisang lagi dan kemudian dia membawa pisang itu pergi ke atas pohon, kembali ke sarang. Hanya sekitar 10 menit orang utannya berada dibawah. Tapi kami sudah cukup senang walau belum puas. Tapi kami bisa melihat dan memoto dan merekam orang utannya yang sedang memanjat dan berayun-ayun didahan pohon seperti main ayunan. Dan sesekali anaknya dilepas dan berjalan sendiri didahan kayu.
Dan tak lama kemudian datang lagi seekor orang utan yang lebih besar dan namanya Ratna, seperti nama kakak ku (satu keluarga nama kami diborong, hehe). Orang utan yang satu ini lebih besar dan lebih tua namun sangat gesit. Dia juga punya anak dan anaknya lebih besar sekitar 4-5 tahun. Tapi anaknya ga ikut turun hanya menunggu diatas dahan, mungkin dia malu atau takut dengan kehadiran orang kota, haha.
Tapi sayang, hanya beberapa menit kami melihat dan memotret ratna, kami pun harus pulang karena hari mulai gelap, gelap sore hari dan gelap karena cuaca yang mendung. Kami pun kembali pulang.
Perjalanan pulang terasa lebih enak, karena jalan yang terus menurun. Namun harus tetap hati-hati karena jalan yang licin. Dan tak terasa hanya 15 menit kami sudah sampai ke posko. 15 menit lebih cepat dari pada saat pergi tadi yang memakan waktu 30 menit.
- Orang Utan yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga
- Turun gunung melewati hutan yang lebat dan jalan yang licin juga basah
- Mata air yang muncul dari bawah tanah
Sesampainya dibawah/diposko, kami pun berphoto lagi sebelum pulang. Mamak dan sepupu ku sudah menunggu diposko. Kemudian kami pun kembali menyebrangi sungai dengan perahu karet. Sesampainya disebrang kami kembali berbelanja souvenir dan oleh-oleh. Juga minum teh manis panas dan gorengan diwarung. Dan kemudian kembali pulang sekitar pukul enam sore dan sampai dirumah jam 10 lewat.
Rasanya menyenangkan sekali liburan kali ini. Dan bagi teman-teman yang belum pernah ke wisata Bukit Lawang, kalian harus coba. Apalagi bagi yang suka wisata alam dan suka mandi-mandi disungai, Bukit Lawang sangat cocok sekali dan bisa dibilang cukup terjangkau secara ekonomi.
- Pose lagi sebelum pulang
- Banyak monyet berkeliaran tapi ga ganggu wisatawan
Langganan:
Postingan (Atom)