Kemarin pagi saat aku berada diruangan kerjaku, yang kebetulan jendelanya menghadap ke pepohonan. Dan aku pun melihat pemandangan menarik, sekolompok monyet ekor panjang berbulu abu-abu asyik bermain dipohon. Melompat kesana kemari, berkejaran, bergelantungan sesuka hati.
Kemudian aku melihat segerombolan monyet berlarian dan berkejaran menuju sebatang pohon dan memanjatnya dengan cepat. Ada seekor monyet yang sedang menggendong anaknya. Anak monyet itu masih sangat kecil dan berwarna kuning emas/orange. Dan memang jenis monyet ini menurutku sangat unik karena anaknya yang baru lahir sampai usia beberapa bulan berwarna kuning emas dan setelah besar berwarna abu-abu.
Anak monyet itu terlihat agak lemah. Dan baru saja induk monyet itu sampai dipertengahan batang pohon (kira-kira setinggi 5 meter) anak monyet itu terjatuh dari gendongan induknya dan tergeletak diatas tanah. Secepat kilat induk monyet itu turun dari atas pohon dan meraih ananknya yang tergeletak tak berdaya. Aku hanya bisa menyaksikan dari balik jendela kantorku dan sempat kaget saat melihat anak monyet malang itu terlepas dari gendongan induknya. Dan aku menduga bagaimana pun anak monyet itu pasti tidak selamat.
Walau rasanya tak mungkin semudah itu monyet mati karena terjatuh dari pohon, apalagi pohonnya tidak terlalu tinggi. Dan memang aku perhatikan saat digendong induknya anak monyet itu terlihat begitu lemah. Mungkin saja anak monyet itu sudah mati sebelum jatuh atau mungkin anak monyet itu sakit, makanya dia langsung mati saat dia terjatuh.
Induk monyet itu terlihat begitu bingung, cemas dan sedih, Monyet itu mengguncang-guncang tubuh anaknya, mengangkatnya lalu meletakkannya kembali dan memukul-mukul pelan tubuh anaknya berharap anaknya bangun. Tapi sepertinya anaknya tidak bangun lagi, anaknya sudah mati.
Terlihat beberapa monyet lain ikut melihat dan prihatin atas kejadian yang menimpa temannya. Mereka juga ikutan menguncang tubuh anak monyet itu, seakan bisa membangunkan anak monyet itu. Tapi tetap anak monyet itu tidak bisa bangun lagi.
Induk monyet itu terlihat begitu sedih dan stres. Dia kembali memanjat pohon lalu turun kembali melihat anaknya dan manjat lagi lalu turun lagi, begitu kebingungan. Aku jadi ikut sedih melihat kejadian itu. Dan berharap anak monyet itu bisa selamat. Dan ingin aku membantu sekaligus merekam dan memotret peristiwa itu lewat kamera ku. Tapi aku takut induk monyet itu marah, apalagi monyet-monyet juga ramai disekitar pohon itu.
Dan tak lama kemudian hujan pun turun, karena dari tadi memang langit sangat mendung. Induk monyet itu kemudian mengangkat tubuh anaknya yang tak bernyawa lagi keatas pohon, untuk berlindung dari derasnya hujan. Padahal anaknya sudah mati, tapi monyet itu tetap ingin melindungi anaknya dan tak ingin anaknya basah terkena hujan. Begitu sayang induk monyet itu pada anaknya.
Peristiwa yang aku lihat tadi membuat perasaan sedih melihat induk monyet yang kehilangan anaknya, Juga sedih melihat anak monyet kecil yang mati. Sekaligus memberi pelajaran, bahwa induk monyet saja begitu sayang pada anaknya dan begitu sedih dan kehilangan saat kehilangan anaknya. Padahal monyet hanyalah hewan yang tidak punya akal pikiran, tapi ternyata hewan juga punya naluri dan perasaan kasih sayang.
Nah, bagaimana dengan kita manusia. Yang diberi Allah akal dan pikiran juga perasaan. Masih tegakah kita saling menyakiti, melukai, membenci dan dendam. Apalagi sering kita dengar kejadian ibu menelantarkan anaknya, membunuh anaknya, menyakiti dan melukai anaknya. Sungguh hal yang keterlaluan. Walau hanya segelintir ibu-ibu yang tidak bertanggung jawab yang tega melakukan itu. Karena sejatinya seorang ibu itu berhati lembut dan penuh kasih sayang juga cinta, apalagi pada anak-anaknnya.
Karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal, pikiran dan perasaan oleh Allah Sang Pencipta kita. Sudah sepantasnya kita saling mencintai dan menyayangi kepada sesama dan semua makhluk. Antara orang tua ke anak, anak ke orang tua, kepada saudara, keluarga, teman, lingkungan dan semuanya.
Jangan sampai kita kalah dengan hewan. Yang tidak punya akal pikiran tetapi punya perasaan kasih sayang yang begitu besar. Karena kita sebagai manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling tinggi derajatnya dan paling sempurna diantara makhluk ciptaan Allah yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar